Tuesday, June 14, 2011

Japanese

Kalau lagi mantengin twitter.com seringkali, salah seorang teman saya, @indonesianly bertutur mengenai pekerjaannya. Yang paling sering sih seberapa larutnya dia harus pulang, sampai-sampai hari Sabtu pun bisa pulang sampai malam. Salah satu twitnya yang hampir beberapa kali dia post dengan nada serupa adalah demikian "Ya ampun, jam segini masih di kantor aje.. Yah gini nih kerja ikut Jepang." 

Ungkapan dia di twit itu tidak berarti dia benar-benar bermajikankan orang Jepang. Hanya saja, ungkapan itu sering digunakan kalau dalam situasi pekerjaan yang menuntut banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, atau lamanya waktu yang harus dihabiskan. 

Kurang tahu juga sih, persisnya dari mana asalnya ungkapan itu. Mungkin, mungkin ya, karena Indonesia dulu pernah dijajah Jepang dan ada sistem kerja paksa yang disebut Romusha. Atau kerja Rodi saat bangsa Indonesia dijajah Belanda. Atau bisa juga karena warga Jepang yang dikenal sangat disiplin dan gila kerja. Sehingga hampir sepanjang hari mereka harus bekerja. Mungkin ya. Ini masih perkiraan saya asal-usul dari ungkapan tersebut.
Well, yang jelas secara ala kadarnya kami bisa mengerti maksudnya mengutarakan lelahnya dia dengan ungkapan tersebut.

Di kantor tempat saya bekerja, saya bersyukur bisa bertemu dengan berbagai partner dari berbagai macam negara seperti Finlandia, Singapore, China, Amerika, Austria, U.K, Jepang, India, dan masih banyak lagi. Simply because I am working in Export-Import Trading fields
Di antara sekian banyak principal, Principal kami dari Jepang memiliki kantor rekanan di Indonesia, di Surabaya, dan meminjam beberapa meter persegi di kantor tempat saya bekerja. Tak jarang sang Japanese datang juga di kantor. 

Mengingat ungkapan teman saya itu tadi, saya pun bertanya pada salah satu kolega saya asli Indonesia yang sudah hampir 20 tahun bekerja dengan kantor rekanan Jepang tersebut di Indonesia.
Saya tanya pda kolega saya itu, seringkali orang menganalogikan kerjaan yang berat, lama, dan sejenisnya itu dengan kerjo melok Jepang (Kerja ikut Jepang). Nah, karena kolega saya itu orang yang benar-benar kerja ikut Jepang, saya tentu pingin tahu dong seperti apa kenyataannya. Percakapan nan menyenangkan itu saya rangkum dalam 5 twit dalam twitter saya.

The Tweets from @Evatarida by Eva Tarida
Dalam 5 tweets tersebut saya menulis:
1) Japanese really concern with time. U promised to pick them at 8, u arrive 7.55, the Japanese already there!
2) Trust is the main thing! Once we have their trust, everything will be fine - as long as we are not ruining it.
3) Once you lost their trust, it'd be super hard to gain it back. A very hard! Especially in business matter.
4) When we are a newbie, they'll give u international jobs with local salary. Sad? Yeah! But it's the time to prove yourself and gain more.
5) Never give stupid reason(s). Traffic jam will be a boomerang for u. Better direct give apology. Reasons only if really meant!
Disiplin adalah nama tengah mereka rupa-rupanya. Sehingga manajemen waktu tentu salah satu hal yang trend di sana. Kolega saya berbagi cerita sewaktu dia ikutan rapat di Jepang. Semua harus pay full attention! Tidak boleh ada kesibukan sendiri. Kalau memang kamu merasa sedikit boring atau lelah atau mengantuk, you better stay quiet.
Begitu rapat memasuki masa istirahat, mereka pun memanfaatkan masa istirahat itu 100%. "Sampai-sampai, ada yang agak ngantuk ya langsung merem (memejamkan mata) sambil duduk dan tidur sebentar." Ujar teman saya. "Begitu jam istirahat selesai, ya sudah, langsung bangun lagi dan melanjutkan rapat." lanjutnya.

Pengalaman lainnya adalah saat kolega saya dan Japanese partner nya ada janjian meeting dengan orang Indonesia. Saya sebenarnya malu setengah mati nih nulis ini. But it's worth it ;). Oke, singkatnya, janjian pukul 10 di salah satu cafe. Seperti yang saya tulis di tweet nomor 1 saya, maka sebelum jam 10 kolega saya dan rekanan dari Jepangnya sudah menunggu di Cafe (which he and the Japanese had a very fun time last night until dawn).
Di satu sisi, seperti yang kita tahu salah satu kebiasaan buruk masyarakat Indonesia adalah adanya jam karet. Rekanan bisnis dari Indonesia terlambat datang. Sekitar pukul 10.10 datanglah tamu yang ditunggu. Bukannya langsung menghampiri kolega saya dan rekanan Jepangnya, rupa-rupanya rekanan bisnis dari Indonesia ini bertemu temannya yang juga ada di Cafe tersebut. jadilah dia "mampir" sebentar sekitar 2-3 menit untuk menyapa temannya tersebut baru kemudian menemui kolega saya dan rekanan dari Jepang itu.

What happened next? Yah, mereka saling tegur sapa. senyum, dan the Japanese-san langsung berdiri, mengungkapkan kekecewaannya dengan kalimat panjang nan tegas "Kita janjian dari jam 10, dan saya sudah menunggu Anda, terlambat 10 menit. Saya lihat Anda datang, tapi Anda malah mengobrol dulu dengan teman Anda. Yah, terima kasih untuk waktunya, sekarang saya mau pulang dulu. Selamat pagi." Senyum. Jabat tangan. pergi. Bye-bye. No Business.

Yup! Benar-benar nggak sampai 5 menit, rencana percakpan bisnis untuk deal proyek itu pun dibatalkan oleh pihak Jepang dan digagalkan oleh pihak Indonesia. Bisa dibilang calon business partner dari Indonesia dan kolega saya yang menemani rekanan Jepang itu pun agak terbengong. Spontan, di perjalanan, kolega saya bertanya, "Nggak apa-apa ditinggal dan nggak jadi bicara proyek? Nggak sayang proyeknya?" Jawabannya simpel "Kami bekerja tidak hanya lihat bisnis, tapi juga manner seseorang. Manner penting untuk bekerja sama."
Yap. Very interesting. :) Hope we can adapt their positive in Discipline and appreciate the time more and more :)

Important: All Photos are Eva Tarida courtesy. Contact me in private if you wanna get the original. 

Monday, June 13, 2011

Mungkin. Saya Tidak Tahu

Hari Minggu yang barusan lewat sedikit menjemukan. Selain kondisi tubuh kurang fit, suasana juga kurang enak.
Untungnya ada media Twitter yang cukup menghibur. Lempar tangkap balas-balasan twit pun terjadi cukup frequent. Selebihnya, saya habiskan juga untuk melahap komik-komik yang sudah saya baca lebih dari 3 kali sebelum dikembalikan ke persewaan. Ya, saya adalah pecinta berat komik! Mulai dari yang 1 series only macam serial cantik, serial seperti Flash of Wind, Topeng Kaca, detektif macam Conan, Kindaichi, Host Detective Agency, komedi macam Kariage-Kun, Kobo-Chan, sampai yang cukup berat seperti Death Notice, Homonculus, etc.

Mata kembali memantau perkembangan TL di Twitter. Percakapan seru beberapa jam yang lalu menjelang tengah malam memang cukup seru. 
Sebuah umpan manis dari rekan @ardinasetiorini ditangkap dengan baik oleh beberapa rekan yang paham maksudnya yang tersirat itu. Seperti @ilovetiasomuch , @indonesianly , @chris_tuper dan yang lainnya. Termasuk saya.

Beberapa orang yang sudah lepas dari 'kungkungan' dengan losss mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Semua kegundahannya, semua caci makinya, semua ketidakpuasannya, dan sebagainya.
Sebagian yang masih harus bertahan 1-2 semester lagi, bersikap lebih hati-hati. Mengusahakan agar jangan terlalu vulgar. Ada pula yang lebih berani lagi memberi hint-hint yang makin mendekati nyata. Maksudnya ya, semakin mendeskripsikan sosok dalam topik tersebut. Ada pula yang bermain sangat aman dengan menuliskan pendapatnya dalam twit terpisah, maksud saya tidak ikut me-reply dan meneruskan percakapan yang sudah terlanjur terjadi. Beberapa malah tidak mau turut campur namun menuliskannya juga dalam twitnya kalau mereka tidak mau turut campur. Yang ini cukup lucu menurut saya. Tapi ya sudahlah, apa hak saya? Wong bukan saya yang kasih mereka makan!
Ada pula yang menegur agar tidak usah diteruskan lagi karena tidak dewasa. 

Di sini saya diam. Bukan karena ditegur, melainkan jengah dengan kata-kata tidak dewasa itu. Sampai sejauh apa tindakan seseorang dikategorikan kekanak-kanakan atau pun dewasa? Apakah pengungkapan nama buruk secara tersirat itu bentuk ketidakdewasaan?
Apakah pengungkapan kekesalan yang ternyata dirasakan juga oleh banyak orang itu merupakan bentuk ketidakdewasaan?
Kalau iya, disebut apa dong orang yang sudah tahu tapi diam saja, tidak mau peduli? Disebut apa orang yang dipercaya untuk dapat memberi bantuan tapi sekenanya sendiri? Disebut apakah orang yang diberi cerita untuk ditindaklanjuti (bicara mengenai jabatan) tapi diam saja karena (mungkin) terganjal jabatan dan kepentingan? Disebut apa orang yang tahu adanya ketimpangan tapi tidak mau peduli karena tahu akan merugikan dirinya kalau-kalau namanya terseret?
Tidak tahu juga saya. Mungkin ada sebutan-sebutan lain. Mungkin bukan tidak dewasa. Mungkin bisa jadi disebut munafik? Anti-sosial? Pengecut?
Saya tidak tahu juga. Mungkin saya perlu menyelami kamus besar bahasa Indonesia untuk paham betul definisi-definisi yang saya paparkan itu untuk mewakili kata apa saja.

Atau mungkin, saya hanya bertindak tidak dewasa dan kekanak-kanakan? Saya tidak tahu.

Tuesday, June 07, 2011

Owner of My Heart

Right in the office, a bit boring staring at those numbers from my papers and monitor. I decided to start playing the songs on my itunes.
There, one of my fave male singer singing. Sasha.
I ever wrote about his previous song, "If You Believe".
This time entitled: Owner of My Heart.

Sasha in If You Believe VidClip - Thanks to Goole.image

Sasha Owner of My Heart Cover. Thanks to Google.image
 OWNER OF MY HEART
 Songwriters:  STEPHAN BAADER, MICHAEL BERNHAR KERSTING, PETE SMITH

If you think I've let you down
Tried to fool you, there's no need to
If you think I've played around
Why do you worry, you should know me

* I've been true, right from the start
You're the owner of my heart

If you look straight in my eyes
You will know I'm not pretending
I don't hide, there's no disguise
Why you doubt me, that's a strange thing

[Repeat *]

I can't just stand by watching you walk away
Knowing you still belong with me, close by my side
You think I don't care, but forever I swear
Ooh, my love has grown stronger and that I can't hide

[Repeat *]

[Repeat *]

No one can tell me 'cause I know for sure
When I'm not with you, baby, I'm wasting my time
I'll do anything that you want me to do
Ooh, just call out my name, can't she give me a sign
Give me a sign, woah

If you just give me some time
To convince you we can pull through
Let me see what's on your mind
I won't change you, I don't have to

[Repeat * , * , *] 

 If you guys think his song is cool, you may download it here.

I Love this sweet song. I love sweet song with sweet rhyme, sweet melody, sweet lyrics.
However, it swept away my boredom already :)

Friday, June 03, 2011

Hey June

Hay June by: Eva Tarida Sitompul evatarida.blogspot.com
 It's when I remember one of my fave The Beatles song, "Hey Jude" and suddenly desired to write this.
Its very first lyric was cool..
"Hey Jude, don't make it bad. Take a sad song and make it better..."
The way to tell someone to not sigh too much I guess.
For this month is June already, perhaps I may say it in my way..
"Hey June, don't make it bad..."
Which of course we cannot rely on just a month named June to make our life gets better. For me, it'll be a pray for a better a month ahead which will be updated on July 1st :)
Have a great June 2011 everybody!