Saturday, May 16, 2009

Sopanku Bukan Sopanmu???!?!?!?!?

beberapa hari yang lalu,
saya menjadi saksi sebuah kejadian. oke, tidak hanya saksi, tapi saya juga sedikit merasakan akibat dari 'kejadian' tersebut.

....
di suatu saat, beberapa orang yang sudah saling kenal dengan cukup baik (bahkan sudah biasa bercanda yang cukup kasar) sedang bercengkrama di suatu ruangan. saat itu memang salah satu pihak sedang memiliki kepentingan. suasana santai dan sedikit bercanda mengalir saat itu. sampai suatu saat datang seorang lagi yang langsung nimbrung, berkomentar cukup pedas, panjang, dan sedikit keterlaluan. at the end, komentar yang entah bercanda entah tidak itu diisi dengan sedikit pelajaran tentang kesopanan, dan sebagainya. komentar panjang nan "berisi" tersebut tidak berakhir, atau bisa dibilang tidak didengarkan sampai selesai, karena terlalu menyakitkan telinga yang bila terus menerus didendangkan bisa menyakitkan hati. hingga akhirnya, Walk out from that area is the best choice.tak beberapa lama, seseorang yang memberi kotbah singkat nan "berisi" tersebut melongok dari salah satu jendela dan berteriak cukup lantang kepada seseorang yang ada di luar dengan sebutan yang kurang pantas! (kalian pikir sendiri sebutan yang kurang pantas untuk diteriakkan di tempat umum). dia melakukannya beberapa kali, sampai orang yang dimaksud menoleh, dan dia melanjutkan dengan berbicara keras-keras dari dalam jendela dalam ruangan tersebut dengan kalimat-kalimat candaan yang seharusnya tidak perlu dipublikasikan terlalu berlebihan! (bayangkan kalau Anda lagi di dalam rumah orangtua Anda, berbicara keras-keras pada tetangga Anda di seberang jalan dengan kalimat kasar nan tak layak dan dengan pembicaraan yang tidak perlu dilakukan di tempat seumum itu)
....

cerita saya berakhir dulu sampai di sini.
orang pertama yang doiberi kotbah tersebut memiliki posisi lebih rendah daripada orang yang memberi kotbah, pun orang yang dia ajak bercengkrama. dalam hal itu, orang kedua menganggap orang pertama tidak berbuat sepatutnya posisi dia.
namun, saat orang kedua si pemberi kotbah tersebut malah melontarkan kalimat-kalaimt berkomentar yang tidak bagus untuk telinga, otak,hati, dan pencernaan, dan lanjut melakukan tindakan yang lebih kekanakan dan tidak sopan lagi, apalagi mengingat posisinya lebih tinggi daripada orang pertama, dan ia malah berbuat seperti itu, apa yang ada dalam pikiran kalian?

saya tidak membela orang pertama. TIDAK! karena memang suasana yang dibawa terlalu santai saat sedang bercengkrama, sehingga (mungkin) tak patut dilihat dari 'luar'.
yang saya permasalahkan dan sampai saat ini jadi grundelan dalam hati saya, adalah bagaimana seseorang dapat memberi kotbah mengenai kesopanan dan sekejap kemudian ia berbuat hal yang jauh dari kata sopan yang baru saja ia agung-agungkan! (catat: saat 'berkotbah' pun ia tidak melakukannya dengan selayaknya ia dalam posisinya)
dan kadang, hal itu tidak dianggap oleh yang lain mengingat posisinya!

memangnya kadar dan standar kesopanan akan berubah seiring berubahnya posisi kita?
tidak, kan?
berbicara dengan rektor sambil mengupil tetap tidak sopan bila dilakukan oleh mahasiswa, karyawan, dosen, orang tua mahasiswa, maupun ketua yayasan!
lantas, mengapa terkadang orang yang berkarakter easy going bisa dengan sangat mudah di'adili' dan dikatai macam2, hanya karena kesupelannya, sementara orang lain yang berbuat lebih buruk dari itu tidak terlalu dipermasalahkan karena kedudukannya?


**posting inisudah saya muat dalam facebook dan beberapa pendapat menarik muncul, bahkan penjelasan tak terduga yang membuat saya makin belajar lagi.

No comments:

Post a Comment

Thank you for dropping your thoughts here!