Sunday, April 25, 2010

Cahaya Bulan - Soe Hok Gie

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

Kabut tipis pun turun pelan pelan di Lembah Kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap
Kau dekaplah lebih mesra
Lebih dekat

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu di mana jawaban itu
Bagaikan letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati


-------------------------------------------------------------------------------

**
tidak dapat dipungkiri, dalam suatu hubungan, akan tiba saatnya kita sampai pada fase ini.
mungkin bukan kejenuhan, tapi saat segalanya menjadi biasa.
saat kecupan menjadi rutinitas, dan genggaman tangan tak lagi sehangat dulu.
saat dulu tautan jari saja akan membuat desiran hati yang begitu dalam,
kini bahkan rengkuhan erat pun tak menjawab apa-apa.
saat dulu secangkir kopi dan teh membuat segalanya indah,
kini bahkan limpahan harta hanya salah satu dari kebutuhan pokok untuk hidup.
saat sekedar gelengan lembut bisa mengungkapkan segala maksud hati,
kini bahkan beribu kata terucap tanpa tahu arah.
saat sesungging senyum dapat menentreramkan hati,
kini bahkan segala komedi hanya sekedar tontonan.
saat segalanya menjadi tawar,
saat semuanya menjadi begitu saja,
saat segala hal indah hanya sekedar memori,
dan ketika itu semua terjadi..
siapkah kita untuk berjuang sekali lagi?

-evataridasitompul-

No comments:

Post a Comment

Thank you for dropping your thoughts here!