Friday, July 27, 2012

Beban Masalah dan Ketekunan

Jumat terakhir di Bulan Juli sudah datang. Seperti biasanya, perusahaan kami mengadakan persekutuan doa untuk karyawan yang beragama Kristen. Kali ini dipimpin oleh Pdt. Deddy yang asli dari Jawa Barat. Dan seperti persekutuan doa yang sudah-sudah, selalu ada pelajaran penting untuk bisa saya bawa pulang, resapi, lakukan, dan tentu bagikan.

Nggak perlu khawatir, karena sharing saya ini nantinya nggak akan agamis. Ini adalah share yang bisa diterima oleh semua pihak, kok :)


Di dunia ini ada dua kategori masalah manusia:
1. Saya memiliki apa yang tidak saya ingini
2. Saya mengingini apa yang tidak saya miliki

Kedua kategori masalah itu pasti akan ada selalu ada di kehidupan kita. Yang namanya masalah itu akan selalu ada selama kita masih hidup di dunia ini. Kata orang, kalau sudah mati, barulah kita lepas dari segala masalah. Tapi toh sekarang orang mati juga punya masalah. Kuburan-kuburan banyak yang mau digusur tuh.

Masih mending kalau kita tahu pasti termin waktu atau jatuh tempo dari dua kategori masalah tersebut. Misalnya saja, "Duh, jerawatan, nih!" Paling tidak akan ada jangka waktu kita berjerawat dan jerawat itu segera hilang dan tidak lagi menganggu masalah pergaulan sosial kita dengan seenaknya nangkring di wajah kita yang mulus nan cerah. Atau misalnya saja kita kepingin banget mengganti mobil di rumah yang udah bobrok dan tiap tiga hari sekali kudu masuk bengkel ini dengan mobil yang lebih keren dan plat putih (baru gresss gitu maksudnya)!. Kalau kita sudah ada perencanaan dan bisa dengan enak menghitung kira-kira tahun depan sudah bisa mulai nyicil, sih masih mendingan. Tapi bayangkan untuk hal-hal yang kita tidak dapat prediksi termin waktunya, atau jatuh temponya. Seterusnya kita terus berharap-harap, menerka-nerka, dan ngempet dalam hati.

Dari kitab suci (Ibrani 12:1-3) disebutkanlah rumusnya: Tanggalkan beban dan dosa kita, dan tetaplah berkun serta terus percaya Tuhan kita. 

Bicara dosa, ada 3 aspek dosa dalam kehidupan kita:
1. Status - Dosa turunan bawaan sejak lahir
2. Habitus - Kebiasaan, kecenderungan manusia
3. Actus - Yang dilakukan, dikatakan, dipikirkan
Dosa pertama, sudah jelas-jelas ditebus olehNYA saat kita meminta ampun dengan sungguh-sungguh. Dan tinggal bagaimana kita menjalani hidup untuk terus menghindar dari Habitus dan Actus kita.

Beban dan Dosa itu seperti kita jalan sambil membawa ransel yang berat kemana-mana. Karena itu harus segera ditanggalkan. Letakkan saldo beban kita pada Tuhan. Semua itu agar kita dapat berjalan dengan lebih baik lagi dalam Tuhan.

Hal-hal baik dan buruk bisa datang kapan saja dalam hidup kita. Tapi, merupakan kewenangan kitalah untuk memilih hal-hal mana saja yang bisa mempengaruhi hidup kita. Kalau susah menbayangkannya, ambil saja contoh begini, saat kita pergi tamasya ke luar kota selama 3 hari, dan kemudian setelah itu ada yang tanya "Gimana kemarin liburanmu tiga hari?", masa sih kita bakalan cerita setiap menit yang kita lewati? Ngga, kan. Kita pasti memilih menceritakan beberapa hal saja yang berkesan sekali selama liburan 3 hari itu.

Contoh lainnya lagi, adalah saat Musa menyuruh 2 tim pengintai untuk memata-matai keadaan Tanah Kanaan. Hasilnya? Tim pertama (10 orang) kembali dan melaporkan bahwa menaklukan Tanah Kanaan itu mustahil. Karena dijaga oleh pasukan-pasukan raksasa, dan sebagainya. Sementara tim kedua (Yosua dan Kaleb) datang dan memberi hasil yang sebaliknya, bahwa Tanah Kanaan adalah tanah yang sangat subur dan ditumbuhi oleh berbagai tanaman, sehingga itu bisa menjadi motivasi mereka.

Dua tim, dari bangsa yang sama, pergi mengintai lokasi yang sama, namun ternyata hasil yang didapat pun berbeda. Begitulah bagaimana kita seharusnya menyikapi hidup kita ini. Segala masalah pasti datang, kapan pun itu, mau tidak mau, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Karena, saat masalah/beban itu datang akan mucul 3 tipe orang:
1. Orang-orang yang terus-menerus putus asa 
2. Orang-orang yang berjuang untuk kembali ke kondisi awal
3. Orang-orang yang bangkit dan menjadi lebih baik dari sebelumnya
Tinggal sekarang kita mau menjadi orang yang bagaimana? :)


No comments:

Post a Comment

Thank you for dropping your thoughts here!