sebenarnya sudah sejak bulan Juli aku mau post-kan cerita ini. tapi selalu ada halangan. yap..
singkatnya, tanggal 30 Juli 2009 yang lalu, aku dan kekasihku berkendara pulang dari sebuah Plaza di Surabaya Pusat. waktu itu sekitar pukul 8 malam. selama perjalanan, tentu kamibercakap-cakap tentang banyak hal. mulai dari yang kami setujui, sampai yang kami perdebatkan.
sampai di rel kereta api dekat kuburan, salah satu jalan masuk menuju Jalan Siwalankerto melalui Jalan Ahmad Yani, mata saya tertegun pada suatu sosok.
seorang bapak berusia - perkiraan saya- 40an akhir sedang mengendarai becaknya. mengendarai? bukannya becak itu dikayuh, ya? jadi seharusnya saya menggunakan kata 'mengayuh' becaknya. tapi tidak! memang kata yang tepat adalah mengendarai untuk menceriterakannya dalam blog ini. karena rupanya becak yang satu ini menggunakan mesin sepeda motor untuk mennjalankannya. ringkasnya, sepeda motor yang digabungkan dengan becak. ^^
spontan, aku keluarkan kamera saku yang selalu aku tenteng ke mana-mana. jepretan pertama kurang asyik, karena jarak yang terlalu jauh. lantas, aku minta kekasihku mendekati pengendara becak-motor tersebut. jepretan kedua dan ketiga dari sisi kanan becak-motor tersebut. tiba-tiba pak pengendara itu menoleh dan tersenyum. seketika itu, aku pun membalas tersenyum dan langsung bertanya beberapa hal yang untungnya, dijawab dengan ramah olehnya.
(senyuman dari bapak pengendara becak-motor)
(aku balas tersenyum)
aku : buat sendiri, Pak?
bapak : oh, nggak.
aku : punya orang ya becaknya?
bapak : bukan, punya saya sendiri, dik. tapi, ini yang buat anak saya.
aku : anaknya jago utak-atik ya, pak?
bapak : ya, sekolahnya belajar otomotif gitu, dik.
aku : dari mana, Pak? habis narik tadi?
bapak : iya, ya di sekitar sini aja. ini mau pulang ke rumah.
aku : tinggalnya di siwalan juga, Pak?
bapak : nggak, di daerah Kutisari situ.
aku : oohh... asli surabaya, Pak? kok saya baru lihat ya becak-motor gini?
bapak : saya asli Lamongan. ini sudah lumayan lama, dik. ada setengah tahun, lah.
aku : oo.... iya, iya, makasih banyak ya, Pak
kemudian, kami berpisah karena kendaraan di belakangku sudah mulai gusar mengikuti laju kendaraanku yang melambat karena ngobrol dengan bapak pengendara becak. sebuah percakapan singkat dan mendadak yang menyenangkan. mungkin, sudah lama ada kendaraan serupa, tapi baru kali ini aku melihatnya langsung. sayang waktu itu kami berpapasan di jalanan yang agak sempit (hanya cukup untuk kira-kira 2 mobil dan 2 sepeda motor berbaris berjajar ke samping) dan mulai malam, sehingga tidak bisa berbincang lebih lama. parahnya lagi, aku lupa menanyakan nama bapak tersebut dan tarif becak-motornya itu.
yah, semoga ada kesempatan lagi, deh. ^^
No comments:
Post a Comment
Thank you for dropping your thoughts here!