Ada pelajaran menarik untuk saya dari kegiatan saya kemarin malam di depan TV.
Jadi, kemarin (18 November 2014) saya nonton Indonesia Lawak Klub (ILK). Seperti Biasa, topiknya aktual, tentang kenaikan BBM. Pembahasannya pun demikian, sarat humor, ringan, dan menarik. Ada pro-kontra seperti episode-episode sebelumnya.
Yang menarik adalah saat Ronal Surapraja mulai mengurarakan pendapatnya.
Dia berada di posisi pro. Apa yang dia utarakan pada awalnya masih biasa-biasa saja. Sampai pada saat dia berkata seperti ini (kurang-lebihnya)
"...kalau perusahaan yang bangkrut, yang rugi ya kan cuma ownernya dan pegawai-pegawainya yang diberhentikan. Tapi coba pikir kalau negara yang bangkrut? .... Mulailah berpikir sebagai bangsa..."
Ini langsung membuat saya melongo... Langsung beberapa pertanyaan menyeruak..
Siapa yang buat script ini? Siapa yang approve statement Ronal barusan? Apakah Ronal sebagai eksekutor yang membacakan tidak melakukan reading-proof? Apakah Ronal sendiri yang membuat script tersebut?
Sebagai seorang pelaku peran, dalam hal ini panelis di ILK, Ronal sadar kan, kalau segala polah dan ucapannya akan dibroadcast oleh TV Nasional di acara yang saat ini sedang banyak penggemarnya (termasuk saya). Terlepas dari dia sangat pro dalam realita terhadap kebijakan ataupun pembuat kebijakannya, akan lebih bijak deh, statement kerdil barusan tidak dilontarkan. Atau mencari cara menyampaikan yang baik.
Dengan mengecilkan tingkat kerugian yang dialami pengusaha vs negara, ya itu tidak bijak. Coba bayangkan saja kalau perusahaan yang harus gulung tikar adalah perusahaan padat karya? Buat seorang Ronal, kenaikan harga 2ribu rupiah mungkin tidak berarti apa-apa. Apalagi dengan plan (rencana) pengalihan subsidi itu ke pos-pos lain. Mungkin dia menganggap keputusan ini adalah keputusan luarrr biasa (yang mana saat dilakukan pemerintah sebelumnya ditentang habis, instead of dipuja-puja seperti sekarang). Atau mungkin seorang Ronal beranggapan, kalau masyarakat Indonesia sudah biasa susah? Mungkin lho ya.
Seorang OB, yang kerjaannya melaksanakan apa yang disuruh seluruh orang lain dengan jabatan lebih tinggi di kantor, bisa jadi gaji ya emang kecil. Belum lagi kalau dia outsorcing. Tapi gaji kecil itu adalah apa yang dia miliki untuk bertahan hidup hari per hari. Bahkan mungkin juga untuk menopang hidup istri dan anaknya.
So, once again, omongan Ronal Surapraja benar-benar ga bijak. Saran saya, siapapun pembuat script tersebut, kudu bisa lebih tahu peka keadaan deh. Dan siapapun yang akan membawakannya, juga bisa melakukan reading-proof supaya ngga sembarangan berstatement di TV Nasional, di acara yang lagi Hip.
***This is my thought, my opinion.
No comments:
Post a Comment
Thank you for dropping your thoughts here!