Thursday, May 28, 2015

Apakah Cinta & Kesetiaan (Masih) Belum Cukup?

Banyak yang bilang, cinta datang tiba-tiba. Ada yang bilang cinta datang karena terbiasa, ada juga yang percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Jujur, saya bukan penganut aliran yang terakhir itu. Buat saya, tidak ada namanya cinta pada pandangan pertama. Terpesona pada pandangan pertama, iya. Takjub pada pandangan pertama, iya. Tertarik pada pandangan pertama, iya. Tapi cinta? Menurut saya tidak seinstan itu. Mie instan saja tetap butuh proses.
Masih harus siapin panci, kompor, piring, gunting, sendok. Kita harus panaskan air, taruh mie dalam air mendidih, sembari itu menyiapkan bumbu-bumbunya di piring. Lalu kita masih harus menunggu sekitar 3 menit sampai mie matang dan baru ditiriskan dari airnya, dan ditaruh di piring yang sudah berisi bumbu tadi, dan diaduk rata agar bumbu-bumbu tersebut menjadi satu dan meresap dengan mie yang matang, dan VOILA! siaplah Mie instant yang luar biasa enaknya. Khususnya untuk anak kost'an.. Yah seperti saya ini..

See.. Membuat Mie instant saja banyak langkah-langkahnya, dan ada proses menunggu. Jadi, agak aneh untuk Cinta pada pandangan pertama.

Lalu bagaimana dengan cinta yang telah dipupuk sekian lama? tentu pasti ada banyak nilai-nilai lain yang berperan sehingga cinta itu bisa terpupuk sekian lama. Apakah lalu cinta itu berkembang? Atau malah layu sebelum berkembang? ecieeh.. berasa nyanyi lagu nostalgia nih...Menurut para ahli (ngga tahu ahli apa), selain cinta, yang membuat sebuah hubungan bisa terus bertahan, ada yang namanaya Kepercayaan, diikuti dengan Kesetiaan, lalu Pengertian, dan ada juga sedikit sambal di botol Cemburu.Jadi, seharusnya, kalau setiap bumbu dapur cinta ini diikuti, semestinya semuanya berjalan lancar, yes? or no?
Rupanya ada penemuan baru. Ada pula pernyataan yang menyatakan bila hanya satu pihak yang berjuang, itu bukan cinta namanya. Ada juga yang bilang, siapa yang mencintai lebih sedikit, dia yang memegang kontrol dalam hubungan tersebut. Apa perlu sebuah hubungan ada yang mengontrol? Bagaimana cara mengukur siapa yang mencintai lebih banyak, dan siapa yang mencintai lebih sedikit? Untuk ini saya belum bisa jawab. Belum mafhum benar saya untuk menjawab ini.

Di media hiburan sosial, sering ada quote dari Johnny Depp, yang saya ngga tahu apakah itu benar-benar quote dari Mr. Depp atau tidak. Seperti ini kira-kira, “if you love two people at the same time, choose the second. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second.” 
Artinya kurang lebih, kalau kau mencintai dua orang di saat yang bersamaan, pilihlah yang kedua, karena kalau kamu benar-benar mencintai yang pertama, kamu tidak akan jatuh cinta pada orang yang kedua. 
Kalau demikian, Mr. Depp, maka orang kedua otomatis akan jadi orang pertama di kisah berikutnya, namun bila muncul orang kedua yang baru lagi, apakah artinya orang kedua yang kini sudah jadi orang pertama itu juga harus ditinggalkan karena sudah muncul orang kedua yang baru?
Apakah orang kedua yang selalu muncul dalam pernyataan itu benar-benar dicintai? Apakah cinta itu semudah itu dipindahtangankan? Apakah itu tidak hanya menjadi suatu rintangan dalam mengarungi perjalanan dengan orang pertama? Bagaimana Mr. Depp? Saya bingung... Dan Mr. Depp pun terdiam.. ia merenungi semua pertanyaan saya.. dan ia akan membuat quotes baru setelah ini. (hehehe...)

Rio Febrian pernah meluncurkan single yang berjudul Jenuh. Ada liriknya yang menarik.. “dulu cintaku banyak padamu. Entah mengapa kini berkurang...Cinta bukan hanya cinta saja, sementara kau merasa cukup..”  
Berlaku untuk kedua gender, Male and Female, and somewhat in between... Menurut saya ini menarik. Mengapa bisa berkurang? Mengapa cinta tidak cukup? Bukannya cintai aku apa adanya itu andalan semua orang? yah, semua orang kecuali Tulus. Apakah kejenuhan ini lantas menjadi alasan untuk memindahtangankan "cinta" dari satu orang ke orang lain? Bagaimana kalau pasangan selama ini sudah sangat baik & bagus?. Maksud saya dengan baik & bagus adalah, selalu setia, selalu ada kapanpun saat masa banyak duit dan masa harus berhutang, tak pernah berhenti mendukung apapun yang terjadi, dan tidak lupa juga menjadi kritikus terpercaya di saat diperlukan. Bisa menghibur, bisa menilai, bisa mendengarkan, bahkan bisa menegur. Apakah masih kurang? Apakah masih belum bisa jadi jaminan mutu?

Mungkinkah pasangan yang sudah sekian lama memupuk cinta dan kenangan dan pengalaman bersama dapat kalah dengan hadirnya seseorang yang baru, yang memberikan warna baru? Mungkinkah sesuatu yang baru dan tidak sampai seumur jagung akan dapat mengalahkan semua hal yang sudah dicurahkan bertahun-tahun lamanya?

Apakah Cinta & Kesetiaan memang masih belum cukup?

-- insert The Pina Colada Song here -- 

.


1 comment:

  1. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Cinta pandangan pertama sebenarnya hanya bisa terjadi pada pria, karena pria hanya membutuhkan 7 detik untuk jatuh cinta. Cinta sendiri ada banyak, nah jatuh cinta 7 detik itu adalah Eros, atau keinginan berhubungan intim kalau jalani hubungan soal perasaan ya pasti butuh waktu yang lama untuk tumbuh perasaan itu, makanya orang yang panas pas pdkt tapi ketika hubungan udah dingin sedinginnya itu bukan masalah setia atau tidak tetapi cinta awalnya itu sifatnya apa. :)
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    ReplyDelete

Thank you for dropping your thoughts here!