Thursday, October 21, 2010

GAJA...

3.
Kelas Bahasa Indonesia di sore hari. Bapak dosennya berperawakan gemuk dan tidak terlalu tinggi. Paling-paling yaaah beda-beda tipis lah sama aku tinggi badannya. Hahahaaaa... Rambutnya tipis, hampir botak, tapi kumisnya cukup tebal, lho.
Suara beliau tidak terlalu keras, sehingga alat bantu bernama microphone pun digunakan. Walhasil, suaranya jadi keras sekali memenuhi seluruh ruangan. Berhubung ini juga pertemuan pertama, Pak dosen tidak berceramah terlalu panjang-lebar. Sedikit aturan main yang hampir sama deh dengan kelas sebelumnya, sistem penilaian, serta tugas-tugas.

"Hehhhhhhhhhh...," aku bergumam pelan sampil menyelonjorkan posisi dudukku hingga hampir seperti tidur saja posisinya. "Masuk angin nih kayaknya, Ca," bisikku pada Ica. "Iya. Kelamaan kita di KJ tadi. mana cuma nyemil," sahutnya. Ica, sahabatku sejak zaman dahulu kala. Proporsi tubuhnya lumayan walaupun agak kurus. Rambut hitam melebihi bahu yang sudah di smoothing. tahu, kan, teknik pelurusan rambut itu. Sedikit poni di dahinya sampai menutupi alisnya yang tebal. itu tuh salah satu bagian yang bikin aku iri dari wajahnya si Ica. Alisnya. Tebal. haha..
Perempuan satu ini lebih tinggi daripada aku sekitar 7-10 cm. Kulitnya kemerah-merahan, dan kalau lagi ngomong suka belibet. Maksudnya, kalau ngomong tuh speednya cepet banget dan suka ada huruf atau bahkan kata yang hilang-hilang gitu. Hahahahaaa...Ica berkacamata. Aku juga. Tapi karena minusku hampir nggak ada, mana cuma di mata sebelah kanan, aku pun malas pakai kacamata. Tapi coba si Ica kamu suruh lepas kacamata. Nggak jalan dia ntar.

"Kapan selesainya sih, nih," bisikku lagi. Posisi duduk kami sudah serupa sekarang. "Woy!" sapa seorang gadis bertubuh padat berisi. Kulitnya putih, rambutnya hitam lurus panjang melebihi bahu. Aku ingat namanya Lala. Itu nama panggilannya, sih. Spontan kamipun menoleh. "Napa, La?" sahut Ica. "Nih Bapak ngomong apaan sih? Nggak jelas banget. Sudah pakai Mic masih gitu aja suaranya. hhh! Bikin tambah ngantuk!" Ujarnya dengan nada ketus.
Ups.. kaget juga nih dengernya. haha.. Dari logatnya bisa ketahuan bukan asli Surabaya nih anak. "Tauk, tuh. Biarin aja, lah. Aku juga ngantuk, mana badan nggak enak lagi. Eh, La, kamu nggak asli sini ya?," tanyaku. "Yup. Dari Jambi. Tapi SMA aku sudah di sini, lho." Kami pun bercakap-cakap sampai Bapak Dosen yang tercinta memutuskan untuk mengakhiri perkuliahan.
Syukurlah...

Keluar dari kelas kami pun beriringan bertiga. Masih malas pulang langsung ke rumah melihat kondisi jalanan depan kampus yang macet, kami pun memutuskan duduk-duduk di taman depan KJ yang kemudian hari kami sebut "Hotspot" Bukan apa-apa, tapi kalau siang tuh area panassss banget. Sedang asyik ngobrol bertiga, datanglah teman-teman dari kelompok tutorku.
Percakapan pun melebar, dan kami saling berbagi kisah. Seorang perempuan mungil lainnya datang menghampiri. Kulitnya cokelat, wajahnya manis. Rambutnya lurus hitam panjang tergerai. "Halo.. Gabung dooong.." logatnya nggak medok. Agak Jakarta'an gitu deh. Kami pun ngobrol makin seru. Gadis manis berkulit cokelat tadi namanya Tya. Ternyata dia asli Semarang. Tapi sudah lama di Surabaya. Wah, aku cukup kagum dengan Tya yang tidak terkontaminasi logat medok dengan dialek ala Kampus ini.

Kalau kalian berkunjung ke kampusku (dan kampus setipe ini lainnya), akan ada satu dialek khas yang ditemui. Karena kampusku mayoritas dihuni oleh mahasiswa WNI keturunan Tionghoa , jadi ada dialek Surabaya-Tionghoa yang kental banget. Sedikit banyak aku juga tertular. Wajar, lah, institusi kampusku ini ada dari Playgroup sampai Universitas, dan aku berada di dalam institut ini sejak TK sampai Kuliah.
Lebih lanjut kami ngobrol, rupanya si Tya asal sekolahnya nggak jauh-jauh dari asal SMAku. kami tetangga berhadap-hadapan. Hahahaaa.. Beberapa temannya adalah temanku dan Ica juga.
Tanpa terasa sudah sejam lebih kami ngobrol. Mulai dari masa-masa OSPEK, kegilaan kelompok masing-masing, sampai gosip-gosip nggak penting. Yang jelas, makin mengakrabkan kami.
Satu persatu teman mulai pulang. Sudah jam 7 malam nih. Kami juga harus pulang kayaknya. Serunya lagi, Aku, Ica, Lala, dan Tya buat janji untuk bertemu lagi besok pagi.

............................................................

2 comments:

  1. akan lebih bagus jika ada foto2nya jg lho.biar menarik ntar. :-P

    ReplyDelete
  2. Hehe.. dibayangkan saja dulu deh.. nanti endingnya baru ada foto :)
    Thank you anyway..

    ReplyDelete

Thank you for dropping your thoughts here!