Thursday, November 18, 2010

STOP TKKG

Always Appears on Novel's Cover
STOP (TKKG in Indonesia)
  I Love reading. A lot. 
Most of my all time favorite readings is comic. I love all kind and theme of comics. Also, I like to read novels.
Here, One of my fave novel from Germany Author, Stefan Wolf.
In Indonesia, This novel is entitled as "STOP" Which stands for the 4 main character: Sporty, Thomas, Oscar, Petra. It's a radio series actually based on Stefan Wolf's Novels. There are also the  cartoon version and  the real version of them! :) Made in 28.09.2006 on German Movie.

TKKG real version in TV Series 2002 Ein Fall für TKKG  - http://www.epguides.de/tkkg

TKKG in real version 28.09.2006. German Movie - http://www.cineclub.de/filmarchiv/2006/tkkg.html

TKKG in cartoon version -  http://www.tivola.de/tkkg.html
 What makes me have a bright post about this STOP novel, is that when I want to review it on my Goodreads, I couldn't find it. So, I started to search it on The Almighty Google. I typed "STOP" and i didn't find what I after to. Then I Typed "STOP sporty thomas oscar petra" and Voila..... some results appear..
What confused me is that the result is "TKKG" Curious of course, so i got in!
I read the whole article, and yes it tells about the novels i read a lot. But there are some differences there.

There are:
T : Tim (Peter Timotheus Carsten, A.k.a Tarzan) --> Known as Sporty in STOP.
K : Karl Vierstein A.K.A Computer --> he's named as Thomas in STOP.
K : Klößchen (German for Dumpling) His real name is Willi Sauerlich --> named as Oscar in STOP
G : Gaby, with real name Gabriele Glockner A.K.A "Pfote" (Paw) --> named Petra in STOP.
after those confusions, there is 1 more thing that makes me more confuse is that these four's mascots, Gaby's Spaniel Dog named "OSKAR"! This dog was called "Bello" in all STOP series.
Well, but then I found out that these superb novels had been translated into almost 100 countries around the world. In here,Indonesia, TKKG's were translated to Indonesia and some of the characters' names were changed. In order to simplify the pronounce and fit in the translation story lines.

TKKG was changed to STOP; from the names of the characters:
  • Tim's name was change to Sporty, alias Peter Carsten.
  • Karl's name was change to Thomas, alias Computer. His real name was Thomas Vierstein.
  • Doughnut's name was change to Oskar, alias Fatso. His real name was Oskar Sauerlich.
  • Gaby's name was change to Petra, alias Paw. Her real name was Petra Glockner.
  • Oskar's name was change to Bello, Petra's spaniel dog and the mascot of STOP.
The first 9 games were translated into English (the first 3 were sold in English-speaking countries; the last 6 were not and were translated for educational reasons). TKKG was kept as the names, but changed;
  • Tim became Tiger, or Peter Carsten.
  • Karl became Kevin Forestone or the Computer.
  • Gaby became Katy Crocker, or the Paw.
  • Klößchen became Grunter, or Basil Sowerby.
Stefan Wolf Unterschrift
 Whatever.. These novels are cool and recommended! :)

Friday, November 12, 2010

Danau Toba

Danau Toba. Sumber: http://www.facebook.com/group.php?gid=139246489429935&v=wall&so=45#!/group.php?gid=139246489429935&v=wall
 
Kalau memang orang Indonesia, judul saya di atas tentu bukan hal yang asing di telinga. Bahkan di mata. 
Danau Toba, sebuah danau Vulkanik yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Ukurannya luas, 100km x 30km sehingga dinobatkan sebagai danau terbesar di Asia Tenggara. Kedalamannya kurang lebih 450 meter, dan terletak 906 meter di atas permukaan laut.
Yang membuat Danau Toba makin unik adalah terdapatnya sebuah pulau vulkanik di tengah-tengah Danau tersebut, Pulau Samosir.

Tak sedikit wistawan domestik maupun asing yang tertarik berkunjung ke Danau tersebut. 
Dalam kunjungannya pada 1996, Pangeran Bernard dari Belanda bahkan menyatakan kekagumannya pada panorama indah danau ini. “Juallah nama saya untuk danau ini. Saya tak dapat melukiskan betapa indahnya Danau Toba,” katanya antusias. 

Terdapat tujuh kabupaten di sekeliling Danau Toba, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama alam indah dan menjadi lokasi tujuan wisata. Umumnya wisatawan menikmati keelokan Danau Toba dari Parapat di Simalungun dan Tuktuk Siadong di Pulau Samosir.

Berangkat dari sebuah kalimat sngkat dalam jejaring sosial yang mengatakan kalau Danau Toba berasal dari letusan Gunung Berapi yang sangat dahsyat hingga mengakibatkan perubahan iklim dunia, saya pun penasaran dan memulai proses pencarian di mesin-mesin pencari.

Danau Toba

LETUSAN GUNUNG BERAPI
73.000-75.000 tahun yang lalu adalah perkiraan ledakan sebuah supervolcano atau gunung berapi super yang menyebabkan terjadinya Danau Toba.
Menurut Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University, bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung supervolcano tersebut sebanyak 2.800 km3, dengan 800km3 batuan Ignimbrit dan 2.000 km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke Barat selama dua minggu.
Debu vulkanik yang tertiup angin tersebut menyebar hingga separuh bumi, dari Cina hingga Afrika Selatan. Letusannya sendiri terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai 10KM di atas permukaan laut.

AKIBATNYA?
Kematian massal dan kepunahan beberapa spesies pun terjadi di masa ketusan ini. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga mengakibatkan menyusutnya jumlah manusia hingga angka 60% dari jumlah populasi saat itu, sekitar 60 Juta manusia.
Satu hal akibat yang ditimbulkan, walaupun masih jadi perdebatan para ahli adalah terjadinya zaman es.
Setelah letusan itu terjadi, terbentuklah Kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi Danau Toba yang kita kenal sekarang ini. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

KISAH BERIKUTNYA
Tim Peneliti Multidisiplin Internasional, dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat, bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli Geologi di Selatan dan Utara India. Pada situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan Gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu. Serta adanya bukti tentang kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal, sumber letusan berada 3.000 mil dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari Universitas Oxford Amerika itu meneliti proyek ekosistem di India untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah seluas ribuan hektare ini rupanya hanya padang rumput (Sabana). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim peneliti tersebut pun menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan Gunung Berapi purba.

Penyebaran debu Gunung berapi tersebut sangat luas,dan ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan pun mengarah ke Gunung Toba karena ditemukannya bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2.100 titik. Mulai dari Kaldera kawah yang kini telah menjadi Danau Toba di Indnesia hingga 3.000 mil dari sumber letusan.
Yang cukup mengejutkan, penyebaran debu tersebut rupanya terekam hingga Kutub Utara. Hal ini dapat memberi gambaran para ahi (bahkan kita yang awam), betapa dahsyatnya letusan Supervlcano Toba saat itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.

Source: sumber 1 dan sumber 2  

I Love The Way You Lie

I LOVE THE WAY YOU LIE
Eminem feat. Rihanna

Eminem and Rihanna. Source: http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1126&bih=633&tbs=isch:1&&sa=X&ei=k9PcTPqjBZP0cdvN6eEL&ved=0CCAQBSgA&q=i+love+the+way+you+lie&spell=1
Just gonna stand there And watch me burn
But that's alright Because I like The way it hurts
Just gonna stand there And hear me cry
But that's alright Because I love
The way you lie I love the way you lie
I love the way you lie

I can't tell you what it really is I can only tell you what it feels like
And right now there's a steel knife In my windpipe
I can't breathe But I still fight While I can fight
As long as the wrong feels right It's like I'm in flight
High of a love Drunk from the hate
It's like I'm huffing paint And I love it the more that I suffer I sufficate
And right before im about to drown She resuscitates me
She fucking hates me And I love it
Wait Where you going I'm leaving you No you ain't Come back
We're running right back Here we go again It's so insane
Cause when it's going good It's going great
I'm Superman With the wind in his bag She's Lois Lane
But when it's bad It's awful I feel so ashamed
I snap Who's that dude I don't even know his name
I laid hands on her I'll never stoop so low again
I guess I don't know my own strength

Just gonna stand there And watch me burn
But that's alright Because I like The way it hurts
Just gonna stand there And hear me cry
But that's alright Because I love The way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

You ever love somebody so much You can barely breathe
When you're with them You meet And neither one of you
Even know what hit 'em Got that warm fuzzy feeling
Yeah them chills Used to get 'em
Now you're getting fucking sick Of looking at 'em
You swore you've never hit 'em Never do nothing to hurt 'em
Now you're in each other's face Spewing venom
And these words When you spit 'em You push Pull each other's hair
Scratch, claw, bit 'em Throw 'em down Pin 'em
So lost in the moments When you're in 'em It's the rage that took over
It controls you both So they say it's best To go your separate ways
Guess that they don't know ya Cause today That was yesterday
Yesterday is over It's a different day Sound like broken records
Playin' over But you promised her Next time you'll show restraint
You don't get another chance Life is no Nintendo game
But you lied again Now you get to watch her leave Out the window
Guess that's why they call it window pane

Just gonna stand there And watch me burn
But that's alright Because I like The way it hurts
Just gonna stand there And hear me cry
But that's alright Because I love The way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

Now I know we said things Did things That we didn't mean
And we fall back Into the same patterns Same routine
But your temper's just as bad As mine is You're the same as me
But when it comes to love You're just as blinded
Baby please come back It wasn't you Baby it was me
Maybe our relationship Isn't as crazy as it seems
Maybe that's what happens When a tornado meets a volcano
All I know is I love you too much To walk away though
Come inside Pick up your bags off the sidewalk
Don't you hear sincerity In my voice when I talk
Told you this is my fault Look me in the eyeball
Next time I'm pissed I'll aim my fist At the dry wall
Next time There will be no next time I apologize
Even though I know it's lies I'm tired of the games
I just want her back I know I'm a liar
If she ever tries to fucking leave again I'mma tie her to the bed
And set the house on fire

Just gonna stand there And watch me burn
But that's alright Because I like The way it hurts
Just gonna stand there And hear me cry
But that's alright Because I love The way you lie
I love the way you lie
I love the way you lie

Tuesday, November 09, 2010

Teater atau Sinetron

Teater atau Sinetron?

Dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai aspek, seni muncul sebagai penyeimbang hidup kita selain rasio. Seni memiliki beberapa cabang yang sudah sangat kita kenal, contohnya seni musik, seni suara, seni tari, seni lukis, seni pertunjukan, dan lainnya. Salah satu cabang seni yang saat ini sedang sangat menjamur di tanah air adalah seni pertunjukan, baik sinetron, maupun teater. Banyak aktor dan aktris yang tergabung dalam keduanya, atau berpindah dari teater ke sinetron dan sebaliknya. Beberapa nama aktris dan aktor yang sudah sangat kita kenal yaitu Adi Kurdi, Butet Kertaradjasa, Cornelia Agatha, Happy Salma, Sarah Sechan, Wulan Guritno, Rachel Maryam, dan masih ada deretan nama-nama lainnya termasuk ke dalamnya.

Butet Kertaradjasa yang berangkat murni dari teater, mulai dikenal di dunia film Indonesia semenjak ia berperan sebagai salah satu tokoh di drama parodi politik di salah satu stasiun televisi swasta kita. Bahkan, beliau juga bermain dalam salah satu teater politik yang diputar di stasiun televisi swasta kita bersama dengan beberapa aktor teater yang –mungkin- kita tidak pernah tahu atau bahkan kita lihat sebelumnya. Bahkan, baru-baru ini ada suatu pementasan teater yang melibatkan beberapa pesinetron tenar di Indonesia.

Melihat fenomena ini, banyak sekali yang bertanya-tanya, ”Memang, apa sih bedanya teater dan sinetron?”.
Pertanyaan ini sangat sering diutarakan, bahkan oleh para pelaku (pemain teater dan sinetron) sendiri. Pertanyaan ini timbul juga karena ada beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa dalam teater, kita dituntut untuk lebih ekspresif, pelatihan-pelatihan untuk menjadi pemain teater dikatakan sangat susah dan berat. Padahal, dalam kenyataannya, yang ditunjukkan dalam pementasan hampir sama dengan sinetron yang ada di televisi-televisi kita. Jadi, sebenarnya, apa sih perbedaannya?

Dari segi definisi kata, teater (theater) berasal dari kata Yunani, Theatron yang berarti ”tempat untuk menonton” adalah salah satu cabang seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari, dan lain-lain. Teater dapat berbentuk opera, ballet, kabuki, pantomim, taboo, dan lain sebagainya.
Sementara sinema elektronik, yang lebih dikenal dengan akronimnya yaitu sinetron, adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita mengenai kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai oleh konflik. Akhir dari suatu sinetron bisa beragam, tergantung dari penulis skenario.

Dalam pelaksanaannya, sinetron memang lebih fleksibel, karena episodenya dapat diperpanjang berdasarkan kebutuhan, yang salah satunya untuk tujuan komersial. Misalnya, sinetronnya sedang naik daun, banyak iklan yang dipasang, dan berbagai alasan lainnya. Dalam teater, justru kita tidak dapat terlalu memperpanjang ceritanya, karena dapat membuat para penonton cenderung bosan. Dalam penayangan sinetron, ada iklan yang menjadi waktu rehat penonton, sementara dalam teater, penonton dituntut untuk berkonsentrasi pada keseluruhan pertunjukan yang disajikan.
Beberapa perbedaan secara teknis dan cara penyuguhan juga lumayan mencolok dalam teater dan sinetron. Dalam seni teater, pengucapan vokal harus sangat kuat, penggunaan ekspresi emosi harus extreme dan make-up panggung juga harus tegas dan sedikit lebih extreme, karena penampilan dilakukan di atas panggung, sehingga suara, ekspresi dan riasan wajah yang mendukung harus sampai hingga ke penonton di barisan paling belakang. Selain itu, penampilan show dari awal hingga akhir harus sempurna, karena tidak ada jeda maupun pengulangan adegan. Antar pemain harus benar-benar kompak dan slaing mengisi, karena bila salah satu kacau, maka hancurlah seluruh pertunjukkan.
Sementara itu, dalam seni drama sinetron, tidak memerlukan pengucapan vokal yang kuat, karena diperkuat dengan microphone, emosi tidak perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera yang mengambil secara short shoot atau close up. Make up juga tidak harus berlebih, karena akan diperkuat dengan efek kamera. Setelah itu, adegan dapat diambil secara partial dan dapat diulang bila terjadi suatu kesalahan.

Berdasarkan beberapa ulasan di atas mengenai teater dan sinetron. Dimulai dari definisinya, penerapan, hingga perbedaan secara teknisnya, maka dapat disimpulkan, bahwa teater dan sinetron memanglah dua cabang yang berbeda dari suatu seni pertunjukan, tapi tetap saja merupakan suatu penampilan yang dikemas secara apik sesuai dengan standar masing-masing untuk dinikmati oleh penonton kalangannya masing-masing.(ets)


 Posting ini adalah tugas kuliah saya yang juga pernah dimuat di sini

MyThesis

Just wanna share the link to catch up my thesis : here
:)
Suddenly remember those moments. Hahaha...

Monday, November 08, 2010

Pengajaran atau Pengajaran?

Eh, aku hanya tiba-tiba ingat saja pengalaman di semester pertama menempuh bangku kuliah.
Tulisan ini nantinya tidak akan bertendensi ke mana-mana selain refleksi diriku sendiri terhadap lingkungan sekitar. Tidak bermaksud menjelek-jelekkan, namun berbagi hal yang ada gunanya juga -menurutku-
Ada sebuah mata kuliah yang kupikir akan sangat berat. meningat membawa-bawa nama "Filsafat" di dalamnya. Matakuliah Filsafat Agama.
Karena kampusku kampus Kristen, maka, setelah kata 'Agama' akan ada kata 'Kristen' yang mengikuti.
Aku cukup tertarik lantaran dari dulu aku suka sekali membaca buku Mitologi Yunani. Penasaran sekali waktu itu, apa sih yang akan dibuahkan Filsafat ini untukku.

Dosen yang mengajar laki-laki. Masih cukup muda. Sudah menikah. WNI keturunan Tionghoa yang membuat beberapa mahasiswa mengagumi wajahnya yang segar dan babyface. Oh, aku? Maaf, bukan seleraku.
Cara beliau berbicara juga -menurutku- kurang enak didengar. Maksudku, seorang laki-laki dengan suara sengau dan cempreng berceloteh selama 3 SKS bukanlah pilihan utama. Tapi ini wajib, dipilihkan dari Jurusan pula.

Ada cukup banyak hal yang aku serap dari beliau. Sayangnya, menurutku masih kurang. Bukannya jelek, tapi kurang. Sempat beliau menghadirkan tabel 5 agama yang diakui Indonesia dengan berbagai point pembagian untuk penjelasannya. Sayangnya, untuk tabel-tabel agama selain Kristen dan Katolik, aku kurang puas. Menurutku, lebih ke arah aku mendengarkan beliau mendongeng hal-hal yang sudah banyak sekali bisa kita dapatkan dari google.com.
Nothing special.
Aku mulai sedikit menyipitkan mata untuk kelas ini. Namun, beberapa poin tambahan yang kudapat karena berhasil menjawab beberapa pertanyaan -dengan pemahamanku sendiri- cukup menaikkan moodku. Ya, aku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang beliau lempar dengan pemahamanku sendiri, dan disetujui. Siapa sih yang nggak senang dengan kondisi seperti itu.
Bisa adu otak, pamer kepintaran, dapat tambahan poin pula.
Sampai di suatu saat ketika kami harus Ujian Tengah Semester. Pertanyaan-pertanyaan yang tertera lebih ke arah soal cerita dengan akhiran  "Apa yang akan kau lakukan...", "Bagaimanakah Anda akan bersikap..." dan sejenisnya. Selang seminggu, hasil UTS pun dibagikan. Lumayan, dapat skor angka yang masuk dalam range nilai A. Yang mulai membuat aku malas, adalah saat beliau mulai membahas UTS tersebut.
Oke..
Beliau pun mulai bertutur dan menyebutkan pendapatnya untuk UTS barusan. Cukup memuaskan. Namun, sayang ada beberapa yang salah menurutnya. Di sini aku bingung. Salah? Apa yang salah dari Ujian seperti itu?
Rupanya, untuk pertanyaan-pertanyaan "Apa yang akan kau lakukan...", "Bagaimanakah Anda akan bersikap..." dan sejenisnya itu beliau sudah memiliki jawaban idealnya sendiri. Mahasiswa yang menjawab sesuai dengan jawaban idealnya itulah yang mendapat poin penuh di tiap nomor. Spontan aku tertawa dalam hati. "Wah, parah," gumamku. Apa bedanya dong soal ini dengan pelajaran PPKn zaman SD?
"Apa yang akan kau lakukan bila melihat dua orang temanmu berkelahi?"
A. Diam Saja                        B. Melerai
C. Lari                                  D. Ikut berkelahi
Secara PPKn saat SD, kalau kita tidak memilih opsi B, jangan harap jawaban kita dibenarkan.
Salah seorang ponakan, waktu kelas 1 SD mendapatkan soal yang serupa. Serunya, dia menjawab A. Waktu ibu gurunya bertanya "Kenapa kamu jawab A, seharusnya kan B," dengan polos ponakanku menjawab, "Nggak ah, Bu. Kalau melerai pasti saya ikut dipukul. Mendingan diam saja."

Rupanya UTS kelas Filsafatku ini masih selevel dengan PPKn kelas 1 SD.
Tak berhenti sampai di situ, kami pun ada Ujian lagi. Mengenai pembahasan kuliah yang sudah-sudah. Mengenai agama-agama dan perkembangannya serta beberapa contoh kasus.
Seperti biasa, beliau menelurkan soal-soal yang serupa, ditambah soal teoritis mengenai agama-agama.
Aku cukup puas dengan hasil ujian kali ini. Namun, sekali lagi aku tertawa dalam hati saat beliau membahas hasil ujiannya dan mengatakan yang jawabannya paling benar dan sempurna adalah milik teman sekelas kami, si A. Oke, kami semua kagum padanya. Tapi kekaguman itu berhenti sampai di situ hingga Dosen kami membacakan hasil jawaban teman si A ini dalam lembar jawabannya.
Dari 5 soal yang dilontarkan, hasil jawaban si A adalah semua celotehan Bapak Dosen. Tidak kurang, tidak lebih. Sampai pemenggalan kalimatnya (oke, aku berlebihan), bahkan contoh-contohnya.
Sontak, kami sekelas berdengung seperti lebah. Dengungannya rata-rata serupa "Gila, mirip bener sama ceramahnya Pak Dosen" "Wih, yang bener aja. Berarti jawaban yang bener ya harus copy-paste dari Dosennya dong" dan sejenisnya.

Makinlah aku memandang sebelah mata kelas ini, dan sang Dosen.
Sampailah kami di akhir-akhir semester. Beliau mengajak kami berlatih saling mengutarakan pendapat. Istilah kerennya, Debat.
Pak Dosen memanggil 1-2 orang dari kami, dan memposisikan mereka sebagai umat Kristiani. Sementara dia sendiri sebagai orang Atheis. Sampai sekarang aku belum tahu beliau benar-benar tahu nggak sih orang Atheis itu seperti apa. Oke, lah.
Singkat cerita, beliau memberikan satu wacana yang akan didebatkan antara 2 orang umat Kristiani (teman-teman kami) melawan 1 orang Atheis (dirinya). Caranya cukup baik dengan meminta kami memanfaatkan seluruh pelajaran yang sudah pernah ia berikan. Bisa sekalian refresh otak lagi selama satu semester ini.
Sampai di satu bagian, teman kami yang rupanya cukup pandai berkata-kata, membuat Pak Dosen agak gelagapan. Langsung meluncur "debat pembelaan" dari mulut Beliau "Ya itu kan menurut Anda, menurut saya tidak, tuh!" spontan teman kami tidak bisa bicara lagi, dan beliau "memenangkan debat pagi hari itu"

Aku hanya bisa menghembuskan nafas. Parah. Kalau keluarnya statement seperti itu, buat apa ada saling mengutarakan pendapat! Dari awal, berdebat ya memang begitu kan dasarnya. Menurutmu dan menurutku.
Kalau begini, sampai sekarang aku masih tidak paham bagaimana Filsafat itu. Apalagi Filsafat Agama. Apalagi Filsafat Agama Kristen.

Tuesday, November 02, 2010

FIRE

It was me drove along in the car, and then the radio played such a cozy tune. I memorized the lyrics, then search for it on google. VOILA! Here's the song :) You could NOT ask for more!!!!!!

Babyface feat Des'ree - Fire

FIRE
written by Bruce Springsteen (1979)
performed by Babyface & Des'ree

You're riding in my car
I turn on the radio
I'm pulling you closer
But you keep tellin' me no
You say you don't like it
But I know you're a liar
'Cause when we kiss
Ooh...

Fire

Late at night
You're taking me home
You say you wanna stay
But I want you to go
Say I don't love you
But you know I'm a liar
'Cause when we kiss
Ooh...

Fire

You had a hold on me right from the start
A grip so tight I couldn't tear it apart
My nerves all jumpin' actin' like a fool
Well my kisses might burn
But my heart stays cool

Well Romeo and Juliet
Sampson and Delilah
Baby you can bet
They were burnin' with desire
If I say split
Then I know that I'd be lying
'Cause when we kiss
Ooh...

Fire

When we kiss
I'm on fire
Your tenderness
Gives me desire
I can't resist
Your tender lips
When we kiss
Ooh...

Fire

When we kiss
I'm on fire
Your tenderness
Gives me desire
I can't resist
Your tender lips
When we kiss
Ooh...

Fire

 
Watch this two offered us such a WRAP song!! here
Download Babyface feat Des'ree - Fire here
With no too many moves, without too much here and there, this song was a way to go! You'll never able to stop your body to groove.

Here is the Original Version:

I'm driving in my car. I turn on the radio
I'm pulling you close. You just say no
You say you don't like it. But girl I know you're a liar
`Cause when we kiss oooh Fire

Late at night. I'm takin' you home
I say I wanna stay. You say you wanna be alone
You say you don't love me. Girl you can't hide your desire
`Cause when we kiss oooh 
HOOK

You had a hold on me right from the start. A grip so tight I couldn't tear it apart
My nerves all jumpin' actin' like a fool. Well your kisses they burn but your heart stays cool


Romeo and Juliet. Samson and Delilah
Baby you can bet. Their love they didn't deny
Your words say split. But your words they lie
`Cause when we kiss oooh..

HOOK

Spongebob

There was one time, a friend of mine sent me a short message via BlackBerry Messenger. Simple, but meaningful. Please enjoy.

"
WHY IS SPONGEBOB THE MOST IDEAL FRIEND?

Spongebob + Pattrick


Pattrick : He still loves me even if I'm stupid. 
He ignores my weakness.


Spongebob + Squidward


Squidward : I always drive him away and yet he is still there for me. 
He never left me behind.


Spongebob + Mr. Krabs


Mr. Krabs : He respects me though all I desire is money. 
He respects what I want.


Spongebob + Sandy


Sandy : He is still my fried even though I'm a land squirrel and not a sea creature. 
He accepts me despite our difference.

"

What do others learn from us? :)

**all images are google.image courtesy.