Showing posts with label Parents. Show all posts
Showing posts with label Parents. Show all posts

Thursday, December 13, 2012

The Christmas Shoes

It's December already... Only around a week before Christmas!
Well, Christmas, since few years back for me is nothing more than just another celebration. Yeah, I know what does it meas, and on and on, but somehow.... I could tell.. It just becomes another national Holiday and hurray Nice family time!

On marketing group in my office, everyday we always play songs through one of our playlists. One day it could be my playlist, tomorrow could be another's. And for today, we decided to start playing the Christmas songs. And of course we set the Office's Christmas Tree. It was fun tho.

I love music, and I love to sing, so any song could really hit my mind and urge to sing as long as it suits me :) One time, just a few minutes ago before I wrote this post. I was getting ready to eat my snack and wandered around the marketing desk when my ear caught a nice lyrics from my friend's Christmas song's playlist. I wasn't familiar with the song, but the lyrics really caught a glimpse.

The story of the song was one kinda familiar touching story about a nice poor buy with all of his pureness heart wanted to buy something for his mom/dad who is dying, and somehow he didn't have much money even tho the money on his hand is worth long time saving. And someone there become his Santa Claus at that time. It is a song for a movie with the same title, The Christmas Shoes.

I, nowadays become very skeptical about almost everything. And I live my life like it should and as it flows on. But the song, the lyrics, and supported by beautiful melody made me realize again the meaning of Christmas. And of course to imply it in our daily life.

Please enjoy the lyrics below. I'll give you the link to download the song.

THE CHRISTMAS SHOES - NEWSONG

It was almost Christmas time, there I stood in another line
Trying to buy that last gift or two, not really in the Christmas mood
Standing right in front of me was a little boy waiting anxiously
Pacing 'round like little boys do
And in his hands he held a pair of shoes

His clothes were worn and old, he was dirty from head to toe
And when it came his time to pay
I couldn't believe what I heard him say

 

Chorus:
Sir, I want to buy these shoes for my Mama, please
It's Christmas Eve and these shoes are just her size
Could you hurry, sir, Daddy says there's not much time
You see she's been sick for quite a while
And I know these shoes would make her smile
And I want her to look beautiful if Mama meets Jesus tonight

He counted pennies for what seemed like years
Then the cashier said, "Son, there's not enough here"
He searched his pockets frantically
Then he turned and he looked at me

He said Mama made Christmas good at our house
Though most years she just did without
Tell me Sir, what am I going to do,
Somehow I've got to buy her these Christmas shoes

So I laid the money down, I just had to help him out
I'll never forget the look on his face when he said
Mama's gonna look so great

Sir, I want to buy these shoes for my Mama, please
It's Christmas Eve and these shoes are just her size
Could you hurry, sir, Daddy says there's not much time
You see she's been sick for quite a while
And I know these shoes would make her smile
And I want her to look beautiful if Mama meets Jesus tonight

 

Bridge:
I knew I'd caught a glimpse of heaven's love
As he thanked me and ran out
I knew that God had sent that little boy
To remind me just what Christmas is all about

 

Repeat Chorus

Download MP3 HERE
Or HERE
enjoy the video HERE

So, quoting from John Lennon and Yoko Ono's  So This Is Christmas (War Is Over):
So this is Christmas, and what have you done? Another year's over, a new one just begun.....

I really wish to have a better life, for me and everybody. Everybody loves everybody in this good ol' EARTH!
:)

Friday, September 24, 2010

Pa, Ma, Aku Boleh Berpendapat, Nggak?

                Mendengar anak mulai mengeluarkan suara dan bicara tentu saja hal yang sangat menggembirakan dan ditunggu-tunggu oleh para orangtua. Walaupun kata yang diucapkannya belum sempurna, atau hanya sepatah saja. Tapi, seiring bertambahnya usia anak, dan saat mereka makin lancar berbicara, orangtua justru sering mengabaikan pendapat anak. Sering kan kalimat seperti ini keluar, “Aduh, tahu apa kamu. Kamu tuh masih kecil.” Dan kalimat-kalimat lain yang menyejajarkan pendapat anak kita dengan orang dewasa.

Hak Untuk Berpendapat
                Mungkin, tidak pernah kita ketahui, bahwa tiap anak terlahir dengan hak untuk bebas berpendapat. Hal ini pun tercantum dalam Konvensi Hak Anak tahun 1989. Selain itu, Hak berpendapat anak merupakan satu-satunya hak dari sepuluh hak anak yang telah diakui secara internasional dalam CRC.
                 Anak yang sehat, baik jiwa dan raganya adalah mereka yang tumbuh dengan kebebasan hak berpendapat. Ironisnya, banyak anak yang tidak mendapatkan hak tersebut. Kadang, orangtua merasa lebih tahu yang terbaik untuk anak-anaknya. Hal inilah yang paling sering menyebabkan pendapat anak diabaikan. Mungkin ini hal kecil, namun tanpa disadari, orangtua telah merampas hak anak untuk berpendapat.
Saling Berbagi Pendapat. (Photo Doc. Eva Tarida)
                 Seringkali, pandangan bahwa anak belum dapat memberikan aspirasi bagi dirinya sendiri ini membatasi kebebasan anak untuk berpendapat. Bisa jadi karena kesulitan anak untuk berkomunikasi secara verbal dan langsung pada orangtuanya. Namun, sebenarnya, tiap anak memiliki caranya masing-masing untuk menyampaikan pendapatnya. Ada anak yang menggunakan bahasa tubuh, mungkin dengan cemberut atau menggelengkan kepala saat tidak mau atau tidak setuju. Menggunakan bahasa gambar, atau bahasa-bahasa lain yang kurang kita pahami sebagai orang dewasa.

Jadikan Anak Subyek, Bukan Obyek
                Posisikan anak sama dengan kita. Mereka juga pasti dapat berpendapat, walaupun dengan cara mereka sediri. Dengan begitu, kita akan mampu mendengar pendapat anak yang disejajarkan dengan pendapat orang dewasa. Hal ini tidak hanya harus dipraktikan oleh orangtua, namun juga oleh semua pihak yang terkait, seperti rekan-rekan, saudara, bahkan sampai guru-guru mereka.
                Secara Undang-Undang, memang hak anak untuk ikut serta dalam pemilihan dimulai setelah memasuki usia tertentu, namun hak anak untuk berpendapat sudah ada sejak kecil. Ini berarti, tiap-tiap anak dapat mengekspresikan apa yang ada dalam benak mereka dengan bebas. 
Menyimak Saat Orang Lain Mengutarakan Pendapat. (Photo Doc. Eva Tarida)
                 Ikut sertakan anak dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga. Memang eksekusi terakhir ada di tangan kepala keluarga, namun pertimbangkan pula apa yang dipikirkan anak. Seringkali, orangtua kurang memperhatikan pendapat anak sehingga ada beberapa hal yang seharusnya dimiliki anak menjadi tidak terpenuhi. Contohnya saja, saat Anda memutuskan untuk pindah rumah, berikanlah alternatif lokasinya pada anak. Dengarkan pula pendapatnya, dan tanyakan mengapa. Bisa jadi, Anda lebih sreg dengan rumah di lokasi A, namun anak memilih lokasi B, dengan alasan ada taman bermainnya, atau ada tanah lapang untuk lahan anak bermain. Dengan berkomunikasi, Anda bisa mengerti apa yang dibutuhkan anak Anda. Anda tak ingin kan, suatu kali melihat anak Anda terpaksa bermain layangan di jalan raya gara-gara lokasi rumah Anda yang tidak memiliki lahan bermain.

Apa Sih, Dampaknya?
                Ada dampak tersendiri bagi anak yang haknya tidak terpenuhi.
  • Berkembang dengan tidak wajar. Karena ia terbiasa untuk selalu diam dan menyimpan saja semua gagasannya.
  •  Potensi dalam dirinya terhambat. Tanpa kita sadari, bisa jadi, gagasan dan pendapat yang disampaikan oleh anak berkaitan dengan keinginannya akan masa depannya. Dengan kita merampas kebebasan berpendapatnya, potensi anak yang sesungguhnya telah terkubur dalam dirinya sendiri tanpa dapat berkembang
  • Gagap berbicara. Sedikit berbicara saja langsung mendapat sanggahan dari orangtua, membuat anak tidak terbiasa bercakap-cakap dengan baik dan menyampaikan gagasannya dengan baik. ini akan berpengaruh pada kemampuannya berbicara nantinya. Juga kemampuannya dalam menyampaikan pendapat sampai ia besar nanti.
  • Memendam perasaan. Bisa jadi, seumur hidup kita, kita tidak pernah tahu isi hati anak. Secara tidak langsung akan merenggangkan hubungan kita dengan anak. Hubungan tidak harmonis pun dapat terjadi. Ini karena kita tidak pernah belajar untuk memasang telinga mendengarkan pendapat anak. (eva tarida)
Sumber : Bu Lisa Narwastu (Psikolog); Dari berbagai sumber

*Posting karya saya ini merupakan artikel saya yang pernah dimuat di Majalah Toddie

Sharing, Tidak Hanya Sekedar Materi


                Dalam kehidupan, manusia adalah makhluk social, zoon politicon istilah lainnya. Dengan jelas, semasa kita masih Sekolah Dasar dulu, ditekankan bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sederhana saja, mau makan, kita butuh bahan makanan. Beli di mana? Di pasar, atau supermarket, yang tentu saja sudah ada orang lain yang menyediakannya. Tinggal melakukan transaksi jual-beli di sana. Jual beli? Bagaimana kalau idak ada yang berjualan? Tentu kita akan kesusahan unuk mendapatkan bahan makanan. Mungkin kita putuskan untuk beli makanan jadi atau ke restoran. Kembali lagi, makanan jadi dan restoran itu sudah disediakan oleh orang lain. Kita tinggal memanfaatkan jasa dan barang yang mereka tawarkan. Demikian pula sebaliknya, para penjual tesebut juga membutuhkan pembeli seperti kita untuk mendapatkan hasil dari usaha mereka. Karena begitu pentingnya sesama dalam kehidupan kita, penting sekali untuk berbagi dengan sesama.

Sharing. (Photo Doc. Eva Tarida)
 How To Share
                Ani (5 tahun) sedang bermain di dengan rumahnya dengan beberapa orang teman sambil membawa sebungkus biscuit favoritnya. Sambil terus bermain dan menikmati biskuitnya, tiba-tiba, Dina, teman Ani meminta biscuit pada Ani. Ani melirik sejenak ke dalam bungkusannya, dan ternyata hanya sisa satu buah biscuit di dalamnya. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan oleh Ani? Ani masih anak-anak, dan kadangkala rasa memiliki dan egoisnya sangat besar. Agak susah mungkin untuk berbagi, apalagi bila hanya ada satu dalam genggaman. Pikiran sederhana, bahwa saat kita membagikan sesuatu, maka yang kita miliki akan berkurang. Padahal tidak selalu seperti itu. Misalnya saja, saat itu Ani memberikan satu buah biscuit itu pada Dina, bukan tidak mungkin di kemudian hari Dina membalas dengan memberika biscuit pula atau malah lebih. Bisa juga, orangtua Ani yang mengetahui kebesaran hati anaknya akan memberi apresiasi dengan cara memuji, atau memberi biscuit lain pada Ani. Dalam hal ini, pujian, rasa terima kasih, dan balasan berupa benda adalah ‘tambahan’ yang berharga.
                Berbagi berarti kita tidak memiliki itu sendiri. Sesuatu ini memang punya saya, tapi kalau ada orang lain yang membutuhkan, saya siap untuk berbagi, dengan cara meminjamkan, membaginya, atau bahkan memberikannya.
                Dalam konsep berbagi, kita jangan menyempitkan pikiran kita hanya pada materi. Ani mungkin masih anak-anak dan belum mengerti, namun kita sebagai orang tua harus menanamkan pikiran untuk mau saling berbagi pada anak sedari dini. Yang terpenting, orang tua harus memberikan contoh yang baik dan benar juga untuk berbagi.

What to Share
                Tidak hanya materi yang dapat dibagikan pada sesama, atau anak kita. Cerita, pengalaman, waktu juga dapat dibagikan. Bila kita terbiasa membagi waktu kita untuk selalu memberi saat-saat tertentu berbagi kisah hari ini dengan anak, maka anak juga akan terbiasa dengan sendirinya terbiasa untuk berbagi. Jangan kaget kalau suatu hari, sepulang dari sekolah, anak Anda bisa langsung berteriak masuk ke dalam rumah dan menceriterakan kegiatannya hari itu di sekolah. Dengarkan dulu, baru setelah itu sambil ngobrol dengan anak, Anda minta dia untuk berganti pakaian, dan sebagainya.
                Sekali-kali jangan menolak atau menghalangi anak untuk berbagi. Kadang, saat anak mau membagikan kue atau permennya pada orang tuanya, orang tua cenderung menolak halus dengan berkata, “Nggak usah, buat adek aja,” misalnya. Terima saja pemberiannya atau dengarkan dulu ceritanya sambil memberikan respon tentunya. Dengan begitu anak akan merasa senang karena diperhatikan, dan mereka akan merasa bahwa berbagi itu menyenangkan.

Sharing is Easy
                Anak juga harus dibiasakan untuk berbagi dengan saudaranya. Ada langkah mudah untuk membiasakannya, yaitu dengan mengurangi jatah mereka. Misalnya, mereka 2 bersaudara, maka tak harus selalu membelikan dua buah mainan. Cukup belikan sesuatu dan ajarkan pada mereka untuk menggunakannya bergantian atau bersama-sama. Biarkan mereka berdua membuat kesepakatan sendiri. Tentu saja, orang tua bisa juga ikut campur untuk membantu membuat kesepakatan bila anak bingung dalam membuat kesepakatan tersebut. Langsung berikan contoh tindakan untuk berbagi, karena anak yang masih kecil belum mengerti apa itu konsep berbagi (mainan, misalnya).
Share the Joy Together with Friends. (Photo Doc. Eva Tarida)
                Jadikan pula pembelajaran untuk berbagi ini sebagai ajang belajar sederhana. Misalnya, ada tiga orang anak di rumah. Sediakan satu buah roti dengan ukuran cukup besar. Cobalah berikan pada mereka, dan biarkan mereka bertiga berpikir dan menentukan bagaimana membagi satu buah roti ini untuk bertiga.
Berbagi itu mudah, asal orang tua selalu membiasakannya sedari kecil, dan member contoh yang baik pada anak. Dengan berbagi kita dapat menyenangkan orang lain, membuat orang lain merasa nyaman, diperhatikan, dihargai, dan diterima.(eva tarida)
Narasumber : Ibu Sandrawati (Psikolog Anak); Dari Berbagai Sumber
*PS: Artikel buatan saya ini sudah pernah di Majalah Toddie
               

Wednesday, September 15, 2010

Again, Trip to Jogja

The Family at Borobudur Temple
perhaps I should talk to my daddy personally, and get to know why he loved to go to Jogja.. You know, it's been the third Eid Holiday we went to Jogjakarta! Oh-Wow...
When we did the other 2? At 2009 Eid, and 2008 Eid Holiday. Clear already?

Lagu "Bang Toyib" itu sepertinya bisa kugubah sedikit, lah..
"3 kali Lebaran, kami ke Jogja slaluuu...."
HAHAHAHAHAHAHAAA....

This time holiday wasn't so special. What else can I say.. 3 years aligned been there.. hahaaaa..But really, still have a really fun there :) This time, we went to Parangtritis (which didn't happen in other 2 holiday before :p ). And thx God, I got tanned!!! OH MY.....
Playing with the Waves at Parangtritis Beach

We are all 7 together, my Dad, my Mom, me and two sisters, my Boyfriend, then my close friend, Boby. Thanks to Prangtritis again, so Boby lost his glasses! haha twas all his fault actually.. no one will ever suggest you to playing with big waves with the glasses on! Am I right? :)
Beside this South Beach, the other destinations were still the same, such as Borobudur temple, Prambanan Temple, Monumen Jogja Kembali, Kraton, and others.
Andong Vacay at Parangtritis Beach
 What I dislike from this time holiday was the rain! this rain always came on evening. And guess what, we missed all the nighty fun! :( too bad...
Kereta Kencana, Salah Satu Kereta di Museum Kereta, Jogja

one night, we were planned to go to Malioboro, actually our last night there. For the weather on day was good, so we went to Malioboro at the evening. and VOILA.. rain dropped again... OH MY! because of that, the traffic jam suddenly along with us! see.. from the hotel to Malioboro (which is just 15 min trip) become 2 hours!! For just a parking lot...!! Imagine..
Night was already late, and we missed certain things we actually ran after that last night..
Fyuuhh..
after few hours there, we decided to drove back hotel. We stopped at a minimart and, yuhuuu a small earthquake said "hello".. well, that's new! haha..
Thx God the earthquake just about 15 seconds, and almost unfelt..
The Family with the Giant Gong

alright then, our last day was to visit Prambanan temple, the Hindu's Temple. I always amazed by these 2 temples (Borobudur and Prambanan). In my very own Opinion, These temples worth a lot more to become World Wonders than just an Eiffel! I mean it! I mean, take a look at their sizes, their ages, their years of made!! much more better!!!
Prambanan Temple















enough for grumbling..
and we took 14 hours to reached Surabaya... HAHA! ;)
wonder will daddy take us again to Jogja for 2011 Eid Holiday?? We'll see...

Photos courtessy : Eva Tarida / Eunike Narulita

Tuesday, January 27, 2009

Victoria Chelsea



hem hem..
pasti penasaran kan nama siapa tuh jadi judul besar2??
hehehee..
itu nama keponakanQ yang lucu nan imut..
dan november lalu baru aja ultah yang pertama...
masih umur setahun lhoooo..
lucuuuuu..
heheheee..
postingan ini memang cuma aq buat iseng2 gara2 lagi nungguin upload-annya foto ponakanQ itu kelar..
hemmm...


anak ini emang baru setahun, tapi badannya besar kaya udah 3 atau 4 tahuna..
bukan gemuk, tapi emang tulangnya besar..
hehehheee..
matanya coklat besar, bulat, bulu matanya lentik, alisnya coklat!
heheheee..
rambutnya agak coklat tipis-tipis..
bibirnya juga bergelombang!
hem...prediksiQ sih, dia bakal jadi cantiikkk bgttt...

heheheee..
mentang2 ponakan sendiri..
heheheheeee...

udah gitu luchu banget kelakuannya..
ada2 aja tingkahnya..
kadang dia suka ngomel2 sendiri sambil bawa barang -apa aja- di tangannya..
kalau lihat orang ketawa, dia pasti ikut2 ketawa..
kalau dengar lagunya T2 yang OKE, dia juga ikut joget2..
kalau minum coca cola, ga mau dituang di gelas! harus langsung dari botol atau kalengnya!
hahahaaaa...
mantab!
heheee..
tapi, kalau dia lagi usil, barang apa aja yang ada di hadapannya, pasti langsung diambil dan dibuang ke arah mana saja semau dia..
hehehee..
jadi, jauhkan barang pecah-belah dari anak ini..
hohhooo...


hem..
kalau lihat Chelsea selalu gemaaaaaaaasssssssssssssssss pingin nyubitt pingin peluk2, pingin cium2...
heheheee....

kadang, kalau lihat Chelsea, juga jadi mikir2 sendiri.. tar kalau punya anak selucu dia ga, ya....?
hohohhohooo

Thursday, July 24, 2008

kiddy things

Me and Papa.   Eva Tarida Blog
yah..
kemarin, 23 Juli 2008..

hari anak nasional.. versi Indonesia..
ga tw kalo di luar negri gmana..

anyway.. hari itu bertepatan dengan pilkada Jawa Timur..
so, it means...a holiday!!
hahahaha....

rasa2nya pass bgt yah..
hari anak + libur...

hemm..


aq n kluargaQ pergi jalan2 ke malang..

maunya sih ke Jatim Park... tapi mendadak malas,, akhirnya banting stir ke sengkaling..


aq ingat banget tempat ini..'

waktu kecil aq seriing bangeett ke sini..

buanyakkk bgt mainan anak2 di sini.

anyway.. ini emang dunia anak2..

heheheheheeee....

waktu jalan2.. yah walau banyak banget wahana n pemandangan indah, tapi buat anak seumur aq selain udah ga tertarik lagi buat maen wahana2 kiddy gto,juga udah DILARANG bookkkk..

rata2 tulisannya untuk anak DIBAWAH 10 TAHUN

yHHHHH.. gimana bisa maen juga..
hahaa..

1 hal yang aq ambil selama aq di sana..
kalo mainana anak2 jaman sekarang (Ps, dll) udah lumayan menggeser eksistensi wahana2 kiddy macem gini...

contoh jelas yang aq lihat dari kondisi mini train yang ada di sengkaling dengan kondisi kosong..........

hehe..

ada beberapa anak yang mau main, tp berhubung kapasitas dan jumlah penumpang yang tertarik sangat kontras, jadi kiddy train itu ga di jalanin dulu...

wih..
kacian juga yha,,,

tapi, senangnya juga, ternyata masih banyak n=banget anak2 kecil yang rata2 usianya masih balita maen2 di sengkaling.. yah, aq ga tau sih gimana kalo mereka udah mulai umur 6-8 thn gt..
apa mereka masih mau ke wahana beginian ? atau malah ndekem di rumah ajah sambil maen PS, dan sejenisnya...
hehe..

yah.. moga2 ajah.....
tempat2 kaya gini bakal terruuusss bertahan and makin banyak anak2 yang doyan maen ke tempat kaya gini....