Showing posts with label Daddy. Show all posts
Showing posts with label Daddy. Show all posts

Monday, March 17, 2014

It's Sushi Time!

Thanks to Youtube. Yeah.. believe it or not, this video-sharing website has done a lot in our life :D
Not to forget that one time when you wanted to roll the rice and made a SUSHI! yeay!

SUSHI TIME! Eva. Devi. Ike. Rama. evatarida.blogspot.com. @Evatarida

I was on my Christmas holiday, so I went back to my lovely home in Surabaya.
Me and my sisters decided to made sushi that one day. We believed we had all the ingredients and equipment needed. Just, how to made it?
So, there goes the role of a youtube! :D

Too bad, some of the ingredients weren't exactly how they supposed to be.. so.. our Sushi was delicious, but a bit weird.. hahaha..
the rice was a bit too mushy due to the difference of the rice's type. hahhaa..
We even put the rice in the freezer for few minutes, but still...
Rama. Ike. Devi. Sushi Time. Evatarida.blogspot.com. @Evatarida

Eva. Ike. Devi. Sushi Time. Evatarida.blogspot.com. @Evatarida


Eva. Ike. Devi. Sushi Time. Evatarida.blogspot.com. @Evatarida
and, the Tuna was replaced by Ikan Bandeng :p so, too salty actually.. hahaa
but anyhow, it's the togetherness we shared... :):):)

Sushi Time. Evatarida.blogspot.com. @Evatarida

Thursday, December 13, 2012

The Christmas Shoes

It's December already... Only around a week before Christmas!
Well, Christmas, since few years back for me is nothing more than just another celebration. Yeah, I know what does it meas, and on and on, but somehow.... I could tell.. It just becomes another national Holiday and hurray Nice family time!

On marketing group in my office, everyday we always play songs through one of our playlists. One day it could be my playlist, tomorrow could be another's. And for today, we decided to start playing the Christmas songs. And of course we set the Office's Christmas Tree. It was fun tho.

I love music, and I love to sing, so any song could really hit my mind and urge to sing as long as it suits me :) One time, just a few minutes ago before I wrote this post. I was getting ready to eat my snack and wandered around the marketing desk when my ear caught a nice lyrics from my friend's Christmas song's playlist. I wasn't familiar with the song, but the lyrics really caught a glimpse.

The story of the song was one kinda familiar touching story about a nice poor buy with all of his pureness heart wanted to buy something for his mom/dad who is dying, and somehow he didn't have much money even tho the money on his hand is worth long time saving. And someone there become his Santa Claus at that time. It is a song for a movie with the same title, The Christmas Shoes.

I, nowadays become very skeptical about almost everything. And I live my life like it should and as it flows on. But the song, the lyrics, and supported by beautiful melody made me realize again the meaning of Christmas. And of course to imply it in our daily life.

Please enjoy the lyrics below. I'll give you the link to download the song.

THE CHRISTMAS SHOES - NEWSONG

It was almost Christmas time, there I stood in another line
Trying to buy that last gift or two, not really in the Christmas mood
Standing right in front of me was a little boy waiting anxiously
Pacing 'round like little boys do
And in his hands he held a pair of shoes

His clothes were worn and old, he was dirty from head to toe
And when it came his time to pay
I couldn't believe what I heard him say

 

Chorus:
Sir, I want to buy these shoes for my Mama, please
It's Christmas Eve and these shoes are just her size
Could you hurry, sir, Daddy says there's not much time
You see she's been sick for quite a while
And I know these shoes would make her smile
And I want her to look beautiful if Mama meets Jesus tonight

He counted pennies for what seemed like years
Then the cashier said, "Son, there's not enough here"
He searched his pockets frantically
Then he turned and he looked at me

He said Mama made Christmas good at our house
Though most years she just did without
Tell me Sir, what am I going to do,
Somehow I've got to buy her these Christmas shoes

So I laid the money down, I just had to help him out
I'll never forget the look on his face when he said
Mama's gonna look so great

Sir, I want to buy these shoes for my Mama, please
It's Christmas Eve and these shoes are just her size
Could you hurry, sir, Daddy says there's not much time
You see she's been sick for quite a while
And I know these shoes would make her smile
And I want her to look beautiful if Mama meets Jesus tonight

 

Bridge:
I knew I'd caught a glimpse of heaven's love
As he thanked me and ran out
I knew that God had sent that little boy
To remind me just what Christmas is all about

 

Repeat Chorus

Download MP3 HERE
Or HERE
enjoy the video HERE

So, quoting from John Lennon and Yoko Ono's  So This Is Christmas (War Is Over):
So this is Christmas, and what have you done? Another year's over, a new one just begun.....

I really wish to have a better life, for me and everybody. Everybody loves everybody in this good ol' EARTH!
:)

Monday, November 26, 2012

Pak Nasi Goreng Duk Duk

Apa makanan favoritmu?
kalo ditanya seperti itu, saya nggak perlu mikir. Karena langsung bisa saya jawab: NASI GORENG :)

Monday, April 09, 2012

Long Weekend

Barusan saja kita mengalami kebahagiaan. Adanya Long Weekend. Dari tanggal 6 April sampai 8 April (Friday to Sunday). Dikarenakan adanya perayaan Good Friday (Jumat Agung) dan Easter (Paskah). Sebagai pekerja yang baik, tentunya long weekend ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk jalan-jalan dong :DJadilah kami sekeluarga merencanakan getaway ke Batu-Malang. Sehari aja di tanggal 7 April 2012.

Oh iya!! Sebelumnya, pacar saya yang dari Purwokerto datang lho.. Haha.. Rencana sih dia mau ikutan ke Batu-Malang tanggal 7 itu. Tapi nggak jadi. karena keluarganya pada ngumpul. Oke deh :p

So, Papa yang belum pernah ke Jatim Park 2, di daerah oro-Oro Ombo Batu, malang pun langsung memplotkan jadwal Sabtu itu ke sana. Berangkat pagi-pagi jam 7.30 WIB. Kami lewat arteri porong yang baru. Lumayan deh, Nggak terlalu macet. Entah karena jalan baru atau memang gara-gara kita berangkat pagi! Hahahaa.. :p

Berhubung saya sudah pernah ke sana, jadi tidak terlalu antusias. Tapi tetap bahagia karena bisa keluar dari sumuk dan gerahnya Surabaya! Hehe.. Seperti biasa, kalau ke kebun binatang, saya pasti paling suka ke kandang Singa. I always love Lions!! Somehow they are amazed me! Especially when they are roaring!! Woooo!!!! Apalagi kemarin itu pas banget mereka jadwalnya dikasih makan. Tiga ekor singa menunggu daging diturunkan dari atas dengan menggunakan pancingan. Yang seru adalah saat salah 1 dari singa itu berhasil loncat dan mengambil daging itu! Langsung mereka bertiga mengaum dan berebut! Luar biasa!!!

Oke deh. Selain luar biasanya si Raja Hutan, saya juga terpana di salah satu spot dekat wahana air. Pengelola membuka panggung kecil. Di sana tampilah PHAWAK. Sebuah band (atau gimana nyebutnya ya.. Musikus kali..) dari Bolivia, Amerika Selatan. Mereka bermusik dan bernyanyi dengan beberapa kalimat yang jujur tidak kumengerti. Menggunakan alat-alat musik tradisional Indian. Plus! ditambah dengan tari-tarian Indian pula. Ohya mereka pakai kostum Indian juga! Keren!. Cari-cari info sedikit di mbah Google, rupanya mereka dari suku INCA begitu.

PHAWAK at Batu Secret Zoo. Eva Tarida Pict

PHAWAK at Batu Secret Zoo. Eva Tarida Pict

Me with PHAWAK on behind :). Eva Tarida Pict
PHAWAK at Batu Secret Zoo. Eva Tarida Pict
 
 Pada dasarnya saya adalah penggemar lagu-lagu dan musik serta irama seperti itu. Jadi begitu saya melihat di sisi kiri mereka ada jual CD-CD mereka, langsung deh saya beli satu :D. Sayangnya keluarga saya pada buru-buru, jadinya saya nggak bisa minta tandatangan di CDnya deeehh... :(

Ahh. Next.. Hujan deras tiba-tiba turun begitu saja di tengah-tengah kami asyik menyusuri Batu Secret Zoo di Jatim Park 2 itu. Setelah selesai, kami makan sebentar di Food Court, dan lanjut ke Museum di sebelahnya. Agak membosankan sih kalau di Museum. Apalagi setelah lihat hewan aslinya di Kebun Binatang sebelah. Untung aja ada diorama Dinosaurus yang seru :D

Selesai dengan petualangan di Jatim Park 2, kami memutuskan untuk pulang. Tapi sebelumnya mau mampir di Toko OEN di Malang. Adik saya promosi gitu. Katanya keren. Nuansanya oldies seperti Zangrandi di Surabaya. Jadi kami muter-muterlah sampai ketemu itu Toko OEN. Dan beneran keren! Saya suka sekali keaslian zaman Belandanya. Dan Mama berasa nuansa Negaranya dia tuh. Mana Menu yang ada ditampilkan dalam tiga bahasa pula: Indonesia, Inggris, Belanda! Goed.. Goed.. :D

Toko OEN, Malang, With My Sister There. Eva Tarida Pict

Tri-Lingual menu Book at Toko OEN, Malang. Eva Tarida Pict
Toko OEN. The Chairs and Tables. Eva Tarida Pict.
Toko OEN. Eva Tarida Pict

Mungkin karena ke-jadulannya itu lah maka banyak turis mancanegara yang stop dan makan di sana atau sekadar beli oleh-oleh. Dan karena itu pula, harga makanannya boleh dibilang cukup mahal.. haihh.. Emang beda lah resto yang menjaga keaslian dan juga menjual suasananya. :)

Oke deh.. Sekian dulu petualangan Long Weekend saya.
 all image courtesy: Eva Tarida Sitompul.
Put the credit when you grab it. or wisely ask me. Thanks.


Tuesday, March 27, 2012

Siapa Kentut?

Kalau sudah mengenal seseorang lama atau sangat lama itu pasti ada kalanya kita bisa mengerti tanpa bicara. Istilahnya bahasa rahasia gitu :D
Nah, saya yang lahir di keluarga yang hangat ini juga cukup dekat antar satu anggota dengan lainnya.
Satu kali, kami jalan-jalan kota naik mobil. Inginnya sih naik kereta kuda seperti macam wisata di Jogja dulu. Tapi kalau naik Delman/Dokar di Surabaya sih yah.. Agak bagaimanaa gitu.
Jadilah kami naik mobil. Karena kami sekeluarga total ada 5 personel. Seorang Papa, Seorang Mama, dan Tiga Orang Anak Perempuan yang luar biasa. :D
Saya orangnya punya kebiasaan mengernyitkan hidung. Entah kenapa. Padahal ya nggak ada yang gatal, tapi tetap saja suka. Namanya juga kebiasaan. Mau bagaimana lagi.

Jadi, posisi duduk saat itu adalah Papa yang mengemudi, di sebelah Papa ada adik saya yang paling kecil dengan rambut agak keriting, bermata paling sipit dan kulit paling putih. Untungnya dia tidak semancung saya. jadi saya menang lah di point hidung :). Kemudian di barisan tengah ada Saya - Mama yang kebule-bule'an karena memang campuran Belanda - dan Adik Saya yang kulitnya paling cokelat dan mata paling besar, serta rambut paling hitam. Intinya dia paling terlihat Indonesia. :D

Nah, saat sedang ngobrol-ngobrol seru di mobil, saya melakukan kebiasaan saya mengernyitkan hidung. Lantas tiba-tiba saja Papa berkata "Hmpf.. Siapa kentut??" sambil membuka kaca jendela. Otomatis kami semua langsung melakukan reaksi siapa-kentut-dan-dari-mana-baunya ini. Sambil mencari tahu siapa yang kentut, kami pun (anehnya) mencari sumber bau. Saya langsung menuduh adik saya yang paling muda, "kamu ya, Ke??" yang langsung dengan sigap dia jawab, "bukan, yo. Kak Depik mungkin." Adik saya balas menuduh adik saya lainnya. Tentu saja sanggahan segera keluar, "bukan. Mama mungkin?." Mama saya yang kalem pun langsung angkat bicara, "nggak.. Aku nggak kentut, kok."
Di tengah chaos tadi saya tersadar, "Lho Pa, nggak ada bau-bau gini lho" yang ditimpali adik-adik tercinta saya, "iya. nggak Bau kok. Papa emang nyium bau-bau ta?." Papa saya sang pengendali kendaraan pun langsung mengungkapkan pembelaan "Lha, tadi Papa lihat Eva ngernyitkan hidung itu. Ya Papa kira dia cium bau-bau kentut. Ya langsung Papa buka jendela sambil tanya siapa yang kentut."
Dhuaaaaaaaaaarrrrrrr..
Hahahahhahahahahaaaaaaaaaaaa......

Lumayan, lah. untuk bahan guyonan :)

Friday, September 24, 2010

It’s All About My Dream!

                Mimpi atau cita-cita pada anak-anak berkaitan erat dengan minat mereka. Jarang sekali anak-anak yang masih sangat kecil (belum lulus Sekolah dasar) sudah memiliki cita-cita yang pasti dan settle. Biasanya, yang mereka jawab saat ditanya “apa cita-cita kamu?” adalah profesi yang stereotype, dalam hal dipengaruhi lingkungannya.
The Sky is the Limit. Photo Doc. Eva Tarida
                Anak-anak cenderung mengenali nama profesi dari lingkungannya, dan yang terdekat adalah orangtuanya. Yang paling mudah mereka ingat adalah pekerjaan kedua orangtuanya. Anak belum mengerti betul detil-detil mengenai sebuah profesi. Maka, saat ia menjawab “pilot!”, ia belum mengerti betul seperti apa tugas-tugas seorang pilot, apa saja kualifikasinya, dan apa saja resikonya. Cobalah bertanya mengapa mereka mau menjadi pilot, mungkin jawabannya seperti ini : “Enak, bisa naik pesawat terus,” atau “Asyik, bisa keliling-keliling.” Karena sekali lagi, mimpi semasa kanak-kanak dipengaruhi oleh minat, jangan kaget kalau anak akan merubah cita-citanya beberapa kali.

Pentingnya melakukan Dream Setting / Career Planning
                Sangat penting bagi orangtua untuk membiasakan diri mengenalkan berbagai macam profesi pada anak sedari dini. Jangan merasa anak masih terlalu kecil, atau membiarkan anak mengetahuinya sendiri. Yang terpenting sebagai orangtua adalah tidak memaksakan kehendak, idealisme, dan ambisinya sendiri pada anak.
Photo doc. Eva Tarida
               Sedari anak masih kecil, biarkan anak mengenali potensi dan minatnya sebanyak-banyaknya. Hal ini sangat penting agar anak memiliki arahan dalam hidup dan mengerti bahwa hidup itu tidak mengalir begitu saja seperti air. Karena, bila anak berjalan begitu saja tanpa arahan akan tidak efektif dan kurang motivasi. Dengan adanya arahan tertentu, anak akan termotivasi dan mempunyai semangat tersendiri untuk mencapai yang diinginkan.

Saat yang Ideal Untuk Mulai Membicarakannya
                Di indonesia, masih cukup terlambat seorang anak menetukan cita-citanya. Coba saja kita bertanya pada anak yang sudah SMA, belum tentu ia bisa menjawab apa cita-citanya. Jarang sekali seorang anak benar-benar tahu mau jadi apa dia nantinya, jurusan apa yang akan ia ambil selama kuliah, dan sebagainya. Fenomenanya adalah, anak mengikuti kehendak orangtua, memilih berdasarkan ’keputusan bersama’ alias ikut-ikut teman, bahkan hanya mengikuti tren yang ada saat itu.
                Lebih awal kita mengomunikasikan hal ini pada anak, maka akn lebih baik. Mulailah membiasakannya saat anak mencapai usia ia bisa berpikir dan menetukan sesuatu sendiri, seperti di usia 4-5 tahun. Tetap ingat, jangan memaksakan kehendak, atau menanamkan idealisme dan ambisi Anda pada anak. Kenali potensi anak secara obyektif. Bisa dengan cara membiarkan anak mencoba beberapa hal, atau memperkenalkan berbagai bidang pekerjaan dan hobi. Setelah itu, orangtua dapat melihat, di bidang apa anak terlihat paling cepat bisa dan paling tertarik.
                Berikan gambaran sederhana mengenai profesi dari keseharian kita. Misalnya, saat Anda dan anak pergi ke dokter, perkenalkanlah pekerjaan tersebut pada anak. Berceritalah. Ada beberapa macam jenis dokter, seperti dokter anak, dan dokter gigi.kemudian, katakan juga, ”Kalau mau jadi dokter, adik harus tahan lihat darah dan luka, lho. Selain itu, adik juga jarang liburan. Soalnya, orang sakit kan nggaklibur, Dik.” Atau profesi yang jarang diminati anak seperti hakim, pengacara, dan jaksa. Saat Anda dan anak sedang melihat acara di televisi yang memperlihatkan tayangan pengadilan, mulailah bercerita sedikit, seperti apa itu pengadilan. Siapa saja yang ada di sana.  Beritahukan pula syarat-syaratnya, ”Kalau Adik mau jadi hakim atau pengacara, adik harus punya daya hafal yang kuat. Adik juga perlu punya kemampuan ngomong yang bagus dan banyak logikanya.” Jangan lupa untuk juga memperkenalkan profesi orangtua sendiri. Ini akan lebih mudah, karena anak dapat melihat langsung bagaimana orangtuanya bekerja.
                Sejak anak berusia 3 tahun, ajak mereka mengenali profesi dengan bermain-main di lokasi bermain yang menyediakan wahana untuk simulasi. Dengan adanya wahana simulasi untuk belajar tersebut, anak dapat dengan sendirinya mengerti berbagai macam profesi. Perkenalkan berbagai bidang pada anak, dan lihat di bidang mana anak cepat belajar dan nyaman di sana.
                Ingatlah, bahwa ini semua merupakan sebuah proses, dengan tujuan pada saat anak akan memilih suatu profesi nantinya, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan tidak asal dalam memilih. 
Reach for the Sky. Photo Doc. Eva Tarida
                 Pada saat anak sudah menentukan apa yang diminatinya, atau profesi apa yang dipilihnya untuk dijalani, orangtua harus membimbing anak untuk dapat fleksibel. Dalam artian, bisa saja apa yang diinginkan anak itu tidak terpenuhi. Misalnya saja, anak ingin menjadi pilot. Tetap dukung anak Anda, sambil bicarakan pada mereka, ”Bagaimana kalau Tuhan tidak mengizinkan Adik jadi pilot?. Mama dan papa setuju saja, dan kita semua akan berusaha bersama agar Adik bisa jadi pilot. Tapi, belum tentu itu yang terbaik untuk Adik. Kalau ternyata suatu hari nanti, Adik tidak bisa jadi pilot, berarti, ada profesi lain yang lebih baik yang sudah direncanakan untuk Adik.” jadi, jangan membiarkan anak juga hanya terpaku kaku pada satu saja. Usahakan ada alternativ lain. Namun tentu saja, tetap sesuai dengan keinginan anak, dan tidak asal pilih. (eva tarida)
Narasumber : Dra. Lisa Narwastu

*posting ini merupakan artikel saya yang pernah dimuat di Majalah Toddie

Pa, Ma, Aku Boleh Berpendapat, Nggak?

                Mendengar anak mulai mengeluarkan suara dan bicara tentu saja hal yang sangat menggembirakan dan ditunggu-tunggu oleh para orangtua. Walaupun kata yang diucapkannya belum sempurna, atau hanya sepatah saja. Tapi, seiring bertambahnya usia anak, dan saat mereka makin lancar berbicara, orangtua justru sering mengabaikan pendapat anak. Sering kan kalimat seperti ini keluar, “Aduh, tahu apa kamu. Kamu tuh masih kecil.” Dan kalimat-kalimat lain yang menyejajarkan pendapat anak kita dengan orang dewasa.

Hak Untuk Berpendapat
                Mungkin, tidak pernah kita ketahui, bahwa tiap anak terlahir dengan hak untuk bebas berpendapat. Hal ini pun tercantum dalam Konvensi Hak Anak tahun 1989. Selain itu, Hak berpendapat anak merupakan satu-satunya hak dari sepuluh hak anak yang telah diakui secara internasional dalam CRC.
                 Anak yang sehat, baik jiwa dan raganya adalah mereka yang tumbuh dengan kebebasan hak berpendapat. Ironisnya, banyak anak yang tidak mendapatkan hak tersebut. Kadang, orangtua merasa lebih tahu yang terbaik untuk anak-anaknya. Hal inilah yang paling sering menyebabkan pendapat anak diabaikan. Mungkin ini hal kecil, namun tanpa disadari, orangtua telah merampas hak anak untuk berpendapat.
Saling Berbagi Pendapat. (Photo Doc. Eva Tarida)
                 Seringkali, pandangan bahwa anak belum dapat memberikan aspirasi bagi dirinya sendiri ini membatasi kebebasan anak untuk berpendapat. Bisa jadi karena kesulitan anak untuk berkomunikasi secara verbal dan langsung pada orangtuanya. Namun, sebenarnya, tiap anak memiliki caranya masing-masing untuk menyampaikan pendapatnya. Ada anak yang menggunakan bahasa tubuh, mungkin dengan cemberut atau menggelengkan kepala saat tidak mau atau tidak setuju. Menggunakan bahasa gambar, atau bahasa-bahasa lain yang kurang kita pahami sebagai orang dewasa.

Jadikan Anak Subyek, Bukan Obyek
                Posisikan anak sama dengan kita. Mereka juga pasti dapat berpendapat, walaupun dengan cara mereka sediri. Dengan begitu, kita akan mampu mendengar pendapat anak yang disejajarkan dengan pendapat orang dewasa. Hal ini tidak hanya harus dipraktikan oleh orangtua, namun juga oleh semua pihak yang terkait, seperti rekan-rekan, saudara, bahkan sampai guru-guru mereka.
                Secara Undang-Undang, memang hak anak untuk ikut serta dalam pemilihan dimulai setelah memasuki usia tertentu, namun hak anak untuk berpendapat sudah ada sejak kecil. Ini berarti, tiap-tiap anak dapat mengekspresikan apa yang ada dalam benak mereka dengan bebas. 
Menyimak Saat Orang Lain Mengutarakan Pendapat. (Photo Doc. Eva Tarida)
                 Ikut sertakan anak dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga. Memang eksekusi terakhir ada di tangan kepala keluarga, namun pertimbangkan pula apa yang dipikirkan anak. Seringkali, orangtua kurang memperhatikan pendapat anak sehingga ada beberapa hal yang seharusnya dimiliki anak menjadi tidak terpenuhi. Contohnya saja, saat Anda memutuskan untuk pindah rumah, berikanlah alternatif lokasinya pada anak. Dengarkan pula pendapatnya, dan tanyakan mengapa. Bisa jadi, Anda lebih sreg dengan rumah di lokasi A, namun anak memilih lokasi B, dengan alasan ada taman bermainnya, atau ada tanah lapang untuk lahan anak bermain. Dengan berkomunikasi, Anda bisa mengerti apa yang dibutuhkan anak Anda. Anda tak ingin kan, suatu kali melihat anak Anda terpaksa bermain layangan di jalan raya gara-gara lokasi rumah Anda yang tidak memiliki lahan bermain.

Apa Sih, Dampaknya?
                Ada dampak tersendiri bagi anak yang haknya tidak terpenuhi.
  • Berkembang dengan tidak wajar. Karena ia terbiasa untuk selalu diam dan menyimpan saja semua gagasannya.
  •  Potensi dalam dirinya terhambat. Tanpa kita sadari, bisa jadi, gagasan dan pendapat yang disampaikan oleh anak berkaitan dengan keinginannya akan masa depannya. Dengan kita merampas kebebasan berpendapatnya, potensi anak yang sesungguhnya telah terkubur dalam dirinya sendiri tanpa dapat berkembang
  • Gagap berbicara. Sedikit berbicara saja langsung mendapat sanggahan dari orangtua, membuat anak tidak terbiasa bercakap-cakap dengan baik dan menyampaikan gagasannya dengan baik. ini akan berpengaruh pada kemampuannya berbicara nantinya. Juga kemampuannya dalam menyampaikan pendapat sampai ia besar nanti.
  • Memendam perasaan. Bisa jadi, seumur hidup kita, kita tidak pernah tahu isi hati anak. Secara tidak langsung akan merenggangkan hubungan kita dengan anak. Hubungan tidak harmonis pun dapat terjadi. Ini karena kita tidak pernah belajar untuk memasang telinga mendengarkan pendapat anak. (eva tarida)
Sumber : Bu Lisa Narwastu (Psikolog); Dari berbagai sumber

*Posting karya saya ini merupakan artikel saya yang pernah dimuat di Majalah Toddie

Wednesday, September 15, 2010

Again, Trip to Jogja

The Family at Borobudur Temple
perhaps I should talk to my daddy personally, and get to know why he loved to go to Jogja.. You know, it's been the third Eid Holiday we went to Jogjakarta! Oh-Wow...
When we did the other 2? At 2009 Eid, and 2008 Eid Holiday. Clear already?

Lagu "Bang Toyib" itu sepertinya bisa kugubah sedikit, lah..
"3 kali Lebaran, kami ke Jogja slaluuu...."
HAHAHAHAHAHAHAAA....

This time holiday wasn't so special. What else can I say.. 3 years aligned been there.. hahaaaa..But really, still have a really fun there :) This time, we went to Parangtritis (which didn't happen in other 2 holiday before :p ). And thx God, I got tanned!!! OH MY.....
Playing with the Waves at Parangtritis Beach

We are all 7 together, my Dad, my Mom, me and two sisters, my Boyfriend, then my close friend, Boby. Thanks to Prangtritis again, so Boby lost his glasses! haha twas all his fault actually.. no one will ever suggest you to playing with big waves with the glasses on! Am I right? :)
Beside this South Beach, the other destinations were still the same, such as Borobudur temple, Prambanan Temple, Monumen Jogja Kembali, Kraton, and others.
Andong Vacay at Parangtritis Beach
 What I dislike from this time holiday was the rain! this rain always came on evening. And guess what, we missed all the nighty fun! :( too bad...
Kereta Kencana, Salah Satu Kereta di Museum Kereta, Jogja

one night, we were planned to go to Malioboro, actually our last night there. For the weather on day was good, so we went to Malioboro at the evening. and VOILA.. rain dropped again... OH MY! because of that, the traffic jam suddenly along with us! see.. from the hotel to Malioboro (which is just 15 min trip) become 2 hours!! For just a parking lot...!! Imagine..
Night was already late, and we missed certain things we actually ran after that last night..
Fyuuhh..
after few hours there, we decided to drove back hotel. We stopped at a minimart and, yuhuuu a small earthquake said "hello".. well, that's new! haha..
Thx God the earthquake just about 15 seconds, and almost unfelt..
The Family with the Giant Gong

alright then, our last day was to visit Prambanan temple, the Hindu's Temple. I always amazed by these 2 temples (Borobudur and Prambanan). In my very own Opinion, These temples worth a lot more to become World Wonders than just an Eiffel! I mean it! I mean, take a look at their sizes, their ages, their years of made!! much more better!!!
Prambanan Temple















enough for grumbling..
and we took 14 hours to reached Surabaya... HAHA! ;)
wonder will daddy take us again to Jogja for 2011 Eid Holiday?? We'll see...

Photos courtessy : Eva Tarida / Eunike Narulita

Thursday, July 24, 2008

kiddy things

Me and Papa.   Eva Tarida Blog
yah..
kemarin, 23 Juli 2008..

hari anak nasional.. versi Indonesia..
ga tw kalo di luar negri gmana..

anyway.. hari itu bertepatan dengan pilkada Jawa Timur..
so, it means...a holiday!!
hahahaha....

rasa2nya pass bgt yah..
hari anak + libur...

hemm..


aq n kluargaQ pergi jalan2 ke malang..

maunya sih ke Jatim Park... tapi mendadak malas,, akhirnya banting stir ke sengkaling..


aq ingat banget tempat ini..'

waktu kecil aq seriing bangeett ke sini..

buanyakkk bgt mainan anak2 di sini.

anyway.. ini emang dunia anak2..

heheheheheeee....

waktu jalan2.. yah walau banyak banget wahana n pemandangan indah, tapi buat anak seumur aq selain udah ga tertarik lagi buat maen wahana2 kiddy gto,juga udah DILARANG bookkkk..

rata2 tulisannya untuk anak DIBAWAH 10 TAHUN

yHHHHH.. gimana bisa maen juga..
hahaa..

1 hal yang aq ambil selama aq di sana..
kalo mainana anak2 jaman sekarang (Ps, dll) udah lumayan menggeser eksistensi wahana2 kiddy macem gini...

contoh jelas yang aq lihat dari kondisi mini train yang ada di sengkaling dengan kondisi kosong..........

hehe..

ada beberapa anak yang mau main, tp berhubung kapasitas dan jumlah penumpang yang tertarik sangat kontras, jadi kiddy train itu ga di jalanin dulu...

wih..
kacian juga yha,,,

tapi, senangnya juga, ternyata masih banyak n=banget anak2 kecil yang rata2 usianya masih balita maen2 di sengkaling.. yah, aq ga tau sih gimana kalo mereka udah mulai umur 6-8 thn gt..
apa mereka masih mau ke wahana beginian ? atau malah ndekem di rumah ajah sambil maen PS, dan sejenisnya...
hehe..

yah.. moga2 ajah.....
tempat2 kaya gini bakal terruuusss bertahan and makin banyak anak2 yang doyan maen ke tempat kaya gini....